Sabtu, 01 Januari 2011

roll model busines1


Dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat, terminologi dan peran model bisnis menjadi semakin relevan dalam menerapkan strategi TI.

Seperti yang pernah diucapkan oleh Peter Weill, Direktur dari Lembaga Riset Sistem Informasi MIT (MIT Center for Information Systems Research), 2001, "Business models' has entered the strategy lexicon because the traditional conversation about strategy, structure, value chain and process cannot effectively address the convergence of technology, data, structure and processes in the digital economy."

Secara singkat dan sederhana kalimat tersebut di atas menyatakan bahwa pendekatan model bisnis telah menjadi isu strategis, karena pendekatan tradisional mengenai strategi, struktur, rantai nilai (value chain), dan proses bisnis tidak efektif lagi dalam menjelaskan konvergensi teknologi, data, struktur dan proses di ekonomi digital.

Pelajaran apa yang bisa kita dapatkan dari pendekatan ini Yang ingin disampaikan di sini adalah untuk menerapkan strategi TI yang tepat, diperlukan pengetahuan yang mendalam mengenai model bisnis dari perusahaan/institusi yang akan dikembangkan teknologi informasinya.

Pengetahuan mendalam tersebut diartikulasikan dalam bentuk interaksi antara proposisi nilai (value proposition) dan kemampuan yang terbentuk (enabling capabilities). Proposisi nilai adalah deskripsi eksplisit dari nilai unik (unique value) yang diberikan oleh sebuah perusahaan (enterprise) kepada pelanggan, mitra, dan pemegang saham.

Kemampuan yang terbentuk adalah kombinasi dari sumber daya manusia, pengetahuan, proses, teknologi dan aset yang menciptakan sesuatu yang berbeda dari proposisi nilai perusahaan.

Esensi dari model bisnis adalah mengorganisasikan logika bisnis agar mampu menciptakan dan men-deliver proposisi nilai yang berbeda (differentiated value proposition).

Tentu saja proposisi nilai yang berbeda itulah yang diharapkan bisa meningkatkan kinerja perusahaan secara signifikan.

Dengan pendekatan model bisnis, manajemen dapat memfokuskan pada bagaimana bisnis model perusahaan dapat dijalankan di jaringan bisnis yang lebih luas, memastikan bahwa bisnis model konsisten dengan intensi strategis (strategic intent) perusahaan, dan komponen-komponen kritikal dari proposisi nilai dan kemampuan yang terbentuk (critical components of the value proposition and enabling capabilities).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar