Senin, 05 September 2011

Kisah Sukses Tony Hsieh

Salah satu kisah sukses bisnis internet dalam beberapa tahun terakhir adalah Zappos, sebuah bisnes e-commerce dengan penjualan 1 miliar dolar yang dibeli Amazon tahun lalu. Kesuksesan itu tidak terlepas dari peran Tony Hsieh. Bahkan bisa dikatakan kesuksesan Zappos adalah kesuksesan Tony Hsieh.
Apa pasal? Sepuluh tahun lalu, retailer online penjual sepatu terkenal itu tidak ada apa-apanya, sampai seorang Tony Hsieh pada 1999 masuk sebagai seorang konsultan bisnis dan investor. Dia melakukan hal-hal yang bisa mengubah semuanya.
CEO Zappos, Tony Shieh
Pendekatan Hsieh yang tidak biasa terhadap budaya perusahan itu membuat Zappos tidak hanya membawanya menjadi sebuah bisnis yang sangat menguntungkan, tetapi menjadikan dia sebagai seorang yang dicintai para pelanggan dan karyawan. Dia baru diangkat sebagai CEO Zappos tahun 2000. Dia sukses memimpin Zappos karena menekankan nilai-nilai utama perusahan yang dibuat agar seluruh karyawan bahagia.
“Prioritas utama kami di Zappos adalah budaya perusahan. Kepercayaan kami adalah bahwa bila kami mendapat budaya yang benar, maka hal-hal lainnya seperti pelayanan pelanggan yang besar atau brand perusahan yang kuat untuk jangka panjang akan terjadi secara alamiah,” kata Hsieh yang juga penulis buku Delivering Happines: A Path to Profits, Passion and Purposes itu.
Hsieh yang baru berumur 36 tahun sudah menjadi CEO Zappos. Dia sudah sangat sukses sebagai seorang wiraswatawan (entrepreneur), tetapi uang bukanlah satu-satunya yang memotivasinya. Yang terus memotivasi dia, katanya, adalah terus mengembangkan perusahaan dan budaya perusahan yang dibangun tim Zappos selama satu decade teakhir. Dan, sejauh ini, Amazon sudah mengikuti jejaknya dalam membangun budaya perusahan.
Prinsipnya, Hsieh harus ada untuk sesuatu. Berkat keberhasilannya, Majalah Fortune menempatkan Zappos di peringkat ke-15 dalam Best Companies to Work For pada awal tahun ini.

Lahir untuk Bisnis

Hsieh adalah generasi pertama warga Amerika keturunan Taiwan. Dia bergabung dengan tim Zappos ketika baru berumur 20 tahun. Ketika itu, dia baru saja lulus dari universitas dan masih sangat segar dengan ilmu yang dipelajarinya di banku kuliah. Dia belum dikenal siapa pun untuk menciptakan dan mengelola bisnis bernilai jutaan dolar.
Pengusaha muda yang sukses, Tony Shieh
Sejak berusia yang sangat muda, dia sudah memiliki insting wirausaha. Dia pernah mencoba beberapa usaha sebelum dia menempuh pendidikan tinggi. Dia pernah membuat perusahan kancing sendiri. Kemudian, sambil belajar ilmu komputer di Harvard University dia mulai membuat kancing-kancing yang ternyata laris dipesan mahasiswa kampusnya, bahkan lebih laris dari Pizza.
Tidak lama setelah lulus kuliah di Harvard pada 1996 pada umur 24 tahun, Hsieh ikut mendirikan LinkExchange, sebuah webiste bisnis pembangunan yang sesuai dengan keterampilannya. Dua tahun kemudian Microsoft membayarnya 265 juta dolar atas kreasinya itu.
Tentu saja, Hsieh membutuhkan tantangan lain dan terus menguji insting wirausahanya. Tantangannya adalah Zappos. Tujuan dia adalah untuk menciptakan perusahan, dan pada saatnya berupaya untuk menciptakan stabilitas keuangan.
Zappos kemudian mengangkatnya sebagai CEO dan dia merancang apa yang harus dikerjakannya. Hsieh menumbuhkan perusahan yang pada awalnya hampir tidak memiliki penjualan menjadi sebuah perusahan dengan total penjualan 1 miliar dolar saat ini.
Prinsip yang membimbingnnya adalah kebahagiaan. Ketika anda suka dengan apa yang anda lakukan dan tempat anda bekerja, hal-hal besar akan terjadi. “Kami memiliki 10 nilai utama di Zappos. Kami mencoba untuk merekrut karyawan yang memiliki nilai personal yang cock dengan nilai perusahan kami,” kata Hsieh sambil juga menekankan pentingnya tetap menjaga rahasia perusahaan untuk tidak dibawa keluar kantor.
“Ini tentang menjadi diri anda sendiri di kantor karena kami menemukan bahwa ketika persahabatan sesungguhnya terbentuk, di situlah kreativitas sesungguhnya terbentuk dan ide-ide besar bermunculan. Inilah yang mendorong pertumbuhan kami yang hebat,” imbuhnya.
Perusahan tidak akan merekrut orang yang sudah mapan dengan kultur perusahan mereka sebelumnya. “Salah satu nilai perusahan kami adalah rendah hati dan inilah yang menuntun kami dalam proses merekrut karyawan. Ada banyak orang baik di luar sana yang juga egois, tetapi kami tidak akan merekrut mereka,” ceritanya.
Kami juga akan mengambil tindakan tegas bahkan memecat karyawan yang tidak hidup berdasarkan standar perusahan kami. Sering kali perusahan-perusahan yang sedang berkembang bisa ditelikung oleh perusahan lainnya karena kultur perusahan dirusak hanya karena untuk mendapatkan uang yang banyak. Bukan itulah yang kami lakukan, kata Hsieh.
Sebelum Amazon dan Zappos mencapai kesepakatan, Amazon menandatangani sebuah dokumen yang mengatakan bahwa Zappos akan terus melanjutkan core bisnisnya. Dan Hsieh mengatakan Amazon sudah menghormati komitmen itu.
Pada dasarnya, yang berubah dari Zappos hanyalah board of directornya setelah diakuisisi Amazon. Zappos tetap menjalankan bisnis jualan sepatu onlinenya dan itulah yang memampukannya membangun budaya yang membuatnya bertahan hidup selama satu decade sebagai sebuah perusahan yang independen. (Yahoo.com/Alejandro)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar