Rabu, 10 Oktober 2012

JANGAN TERPUKAU MAKMURNYA PEMBUAT KEJAHILAN]



KH Muhammad Ali Dzulfikar

Rasulullah saw bersabda:”Jika engkau melihat Allah memberikan kepada seseorang tentang keduniaan yang dicintainya berdasarkan kemaksiatan, itulah yang disebut Istidraj”. 

Kemudian Rasulullah saw membacakan firman Allah swt: ”Maka tatkala mereka melupakan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS Al An’aam (6): 44) dan (HR.Imam Ahmad, Ibnu Jarir, dan Abu Hatim).

Banyaknya para ahli ibadah yang bodoh. Berbangga disebut sebagai orang-orang yang taat tapi mereka beribadah tanpa ilmu. Mereka berbicara tentang suatu hukum tetapi dilain waktu mereka sendiri yang melanggarnya seolah-olah mereka tidak pernah berkata tentang hukum tersebut sebelumnya. Menggunakan dalil hanya untuk membela kepentinganya sendiri.

Rosulullah SAW Bersabda :

1) Akan datang suatu masa, orang yang memegang teguh agamanya bagaikan orang yang memegang bara api (HR At Tirmidziy).

2) Akan ada di akhir zaman, para ahli ibadah yang bodoh, dan para qari yang fasik (HR Abu Nu’aim).

3) Akan datang suatu masa dalam umat, ketika orang membaca Al-Qur’an namun hanya sebatas dalam tenggorokannya saja (Tidak masuk kedalam hatinya) (HR Bukhari).

4) Akan datang suatu masa atas umatku, ketika masjid dipenuhi dengan orang, namun mereka kosong dengan petunjuk (Ibnu babuya, Tsawab Ul-A mal)

Allah swt telah membuat suatu perumpamaan dengan umat yang terdahulu untuk kita jadikan pelajaran dan sebagai bukti nyata.

Kesulitan hidup termasuk sunnatullah yang akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya agar mereka kembali ke jalan dan petunjuk-Nya, yaitu dengan menyeru ke jalan tauhid dan beribadah kepada Allah, sehingga dapat mendekatkan diri dan takut kepada-Nya. Namun, mereka tidak menerima dan meresponnya. Oleh karena itu, Allah menguji mereka dengan penghidupan yang lapang, atau penghidupan yang sempit.

Tatkala Allah mengutus para rasul kepada mereka untuk memberikan peringatan dan kabar gembira, mereka inkar. Lalu Allah membukakan bagi mereka pintu-pintu rizki, beranekaragam kesenangan, kehidupan mewah, kesehatan, keamanan dan lainnya yang mereka sukai.

 Sehingga tatkala mereka bersukaria dengan apa yang mereka raih, baik itu harta kekayaan, anak-anak, dan rizki, mereka menjadi lalai. Lalu Allah menyiksa dan memusnahkan mereka. Akhirnya mereka frustasi untuk mendapatkan kebaikan dan keselamatan. Inilah yang disebut Istidraj.

Kesulitan dalam menempuh kehidupan dunia merupakan pelajaran dan nasihat. Mendapatkan kekuasaan dan keleluasaan hidup dan kemewahan bisa terjadi istidraj dan awal sanksi, atau azab dari Allah, seperti yang dinyatakan oleh dalam firman-Nya, ”Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu supaya mentaati Allah, tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya ketentuan Kami, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS Al Israa’ (17): 16)

Bagi seseorang yang beriman kepada Allah, tidak boleh terperdaya oleh nikmat, kesenangan, dan kemenangan, melainkan harus sabar dalam menghadapi ujian, musibah, dan malapetaka. Hal ini sebagaimana yang dimaksud dalam hadits Rasulullah saw: ”Suatu keajaiban bagi mukmin bahwasanya, segala sesuatu tetap merupakan kebaikan. Jika mendapatkan kebaikan ia bersyukur, itulah yang terbaik, dan jika mendapatkan kesulitan ia bersabar, itulah yang terbaik” (HR.Muslim dari Shuhaeb).

Kenikmatan, kesenangan, atau kemenangan bagi seseorang tidak serta merta merupakan kebaikan. Bisa saja kenikmatan, kesenangan, dan kemenangan tersebut diikuti dengan kemaksiatan. Itulah yang disebut Istidroj. Allah swt berfirman, ”Dan Aku memberi tangguh ( Penundaan ) kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.” (QS Al Qalam (68): 45)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar