Senin, 27 Desember 2010

petir dahsyat Catatumbo Lightning

Apakah Anda pernah mendengar tentang Catatumbo Lightning? Catatumbo Lightning adalah sebuah fenomena aneh yang terjadi pada atmosfer bumi. Catatumbo Lightning adalah fenomena petir yang terus menyambar dengan intensitas yang tinggi. Bahkan bisa mencapai 400.000 lebih sambaran dalam setahun. Fenomena ini terdapat di negara Venezuela.

http://www.eyezed.com/wp-content/uploads/2009/09/forselles-com_maracaibo-45.jpg

Setelah berabad-abad Catatumbo Lightning terus menerus muncul, pada Januari 2010 Catatumbo Lightning sempat tidak muncul. Banyak yang menyangka jika Catatumbo Lightning sudah tidak akan muncul kembali.
Dan hingga pada April 2010, Catatumbo Lightning muncul kembali. Belakangan diketahui bahwa kekeringan lah yang menyebabkan Catatumbo Lightning sempat tidak muncul.
Catatumbo Lightning terletak di muara sungai Catatumbo, lebih tepatnya di Danau Maracaibo, Venezuela. Petir yang menyambar pun intensitasnya cukup membuat sesorang yang sempat melihatnya menggelengkan kepala.
Bayangkan saja, petir tersebut rata-rata menyambar selama 10 jam dalam sehari, dan dalam satu jam, petir tersebut dapat menyambar rata-rata sampai 280 kali sambaran. Bisa anda bayangkan berapa kali petir Catatumbo menyambar dalam sehari.



Dan yang lebih menakjubkannya lagi, dalam satu tahun, petir bisa menyambar sampai 140 sampai 160 hari dari 365 hari dalam setahun. Dan petir tersebut rata-rata menyambar dengan ketinggian 5 km.


Penelitian juga mengatakan bahwa Catatumbo Lightning adalah penghasil ozon dengan presentase tertinggi di dunia, dari seluruh tempat di dunia. Karena Catatumbo Lightning dapat menghasilkan sekitar 1.176.000 kW listrik di atmosfer.




Masyarakat kuno Yukpa di negeri tersebut mempercayai bahwa kilatan warna biru, putih, dan merah muda Catatumbo Lightning, terjadi saat kunang-kunang bertemu dengan roh para leluhur.


Selama berabad-abad para pelaut pun menggunakan Catatumbo Lightning sebagai alat navigasi dari alam agar mereka tidak tersesat di lautan. Karena Catatumbo Lightning bisa terlihat dari jarak yang jauh, bahkan sampai ratusan mil jauh nya.
Oleh karena itu Catatumbo Lightning juga sering disebut Lighthouse of Maracaibo (Mercusuar Maracaibo).




Catatan sejarah mengenai Catatumbo Lightning sendiri pertama kali tercatat pada tahun 1597 dalam sebuah puisi epik karangan Lope de Vega berjudul La Dragontea.


Alexander von Humboldt, seorang naturalis Prussia, pernah menggambarkan Catatumbo Lightning sebagai 'ledakan listrik yang seperti sinar pendar'. Seorang Geografis dari Italia yang bernama Agustin Codazzi, pernah menggambarkan Catatumbo Lightning sebagai 'kilat yang tampaknya muncul dari sungai Zulia lanjutan dan sekitarnya'.
Studi mengenai Catatumbo Lightning pertama kali dilakukan oleh Melchor Centeno. Kemudian pada tahun 1966 sampai 1970, ilmuwan Andrew Zavrostky melakukan tiga ekspedisi dengan bantuan dari University of Los Andes yang menyimpulkan bahwa areal tersebut akan memiliki episentris di rawa-rawa dari Swamp National Park Juan Manuel de Aguas, Claras Aguas Negras dan Danau Maracaibo bagian barat.
Pada tahun 1991, ia juga mengatakan bahwa fenomena tersebut terjadi karena adanya pertemuan arus udara hangat dan dingin di daerah tersebut. Penelitian tersebut juga mengatakan bahwa penyebab untuk kilat terisolasi mungkin karena keberadaan uranium di dasar bebatuan.
Kemudian pada tahun 1997 sampai 2000, Nelson Falcon melakukan beberapa ekspedisi dan menghasilkan model mikrofisika dari Catatumbo Lightning yang mengidentifikasikan bahwa metana lah yang menyebabkan Catatumbo Lightning. Namun saat itu teori ini masih dianggap hanya sekedar spekulasi.
Tapi belakangan, penyebab fenomena tersebut adalah gas nontoksik metana yang menguap dari rawa dan endapan minyak. Di bawah ini adalah ilustrasi proses terjadinya Catatumbo Lightning.


Ilustrasi terjadinya Catatumbo Lightning :
1. Angin Karibia yang hangat dan lembab bertemu udara dingin Pegunungan Andes. Ini bisa menciptakan badai guntur.
2. Metana menguap dari lapisan minyak di Danau Maracaibo dan dari materi rawa yang membusuk. Gas itu lalu dibawa angin ke awan.
3. Arus udara di dalam awan menyebarkan metana secara merata. Tetapi gas tersebut tetap terkonsentrasi di area-area tertentu.
4. Dalam kondisi normal, udara di awan merupakan penyekat yang membuat aktivitas listrik menurun. Metana membuat listrik itu melemah. Petir pun terjadi.

Sumber : ngobrolaja.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar