perbedaan pelaku usaha kecil, entrepreneur tradisional, dan teknopreneurship?
Usaha Kecil
Motivasinya bekerja sendiri, lebih ke pesonaliti pemilik dan biasanya memiliki ide-ide khusus
Kepemilikan biasanya langsung dari pendiri atau dengan rekan bisnis
Gaya manajerial lebih hanya ke trial and error dan masih sering menghindari resiko, juga arus kas keuangan masih stabil
Kepemimpinan dari usaha kecil memiliki hubungan baik dengan bawahan, saling berkolaborasi, dan biasanya sering menghasilkan kemenangan kecil
Inovasi dari usaha kecil memerlukan waktu yang lama sesuai dengan tanggung jawab pemilik
Outsourcing atau jaringan kerja usaha kecil masih sederhana dan jika lobi bisnis biasanya langsung ke pemilik
Potensi pertumbuhan stabil
Target pasar local dan melakukan penekanan biaya
Entrepreneur Tradisional
Motivasi lebih ke banyak konsep dan ide, eksploitasi banyak kesempatan dan akumulasi kekayaan
Kepemilikan berada di saham pengendali dengan keuntungan yang maksimal
Gaya manajerial yang professional dan mau menerima resiko
Kepemimpinan dengan otoritas tinggi
Inovasi bukan prioritas utama, namun mengandalkan franchise dan lisensi
Outsourcing penting, namun saying sulit mendapatkan tenaga ahli
Potensi pertumbuhan menggunakan proteksi, monopoli, oligopoly, sehingga pertumbuhan secara global lambat
Target pasar lebih ke nasional dan memakan waktu lama
Teknopreneur
Motivasi demi kesuksesan dengan teknologi baru, penuh kompetisi dan resiko
Kepemilikan berasal dari saham kecil hingga besar
Gaya manajerial dengan pengalaman terbatas, namun fleksibel, dan memiliki semangat inovasi yang berkelanjutan
Kepemimpinan selalu menghargai kontribusi dan pencapaian, juga berjuang secara kolektif
Dalam inovasi selalu menjadi pemimpin dalam riset, IT dan biotek global, plus kecepatan peluncuran produk ke pasar
Berkembang bersama dalam satu tim outsourcing
Potensi pertumbuhan sangat besar karena selalu mengakuisisi teknologi dan pasar berubah seiring teknologi baru
Target pasar global dan mendidik konsumen teknologi baru
Teknopreneurship sudah seharusnya didorong pengembangannya oleh pemerintah. Hanya dengan bertambahnya jumlah mereka itulah, maka bangsa Indonesia akan mampu menjadi bangsa yang bersaing pada tataran persaingan global. Teknopreneur tidak sekedar ‘menjual’ barang komoditas ataupun barang industri yang persaingan pasarnya relative ketat. Mereka menjual produk inovatif yang mampu menjadi subsitusi maupun komplemen dalam kemajuan peradaban manusia.
Diambil dari buku “Entrepreneurship Membangun Spirit Teknopreneurship”
Pengarang : Ir. Arman Hakim Nasution dkk.
Penerbit Andi (www.andipublisher.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar