Sabtu, 21 Mei 2011

Internet di sd ,smp ,sma


iNTERNET DI SD, SMP & SMA

Dalam buku ‘Education on the Internet’, Jill H. Ellsworth, Sams Publishing ada topik ‘The Internet in Elementary, Middle, and High School’, dimana dibahas manfaat apa saja yang bisa dipetik dari Internet untuk tingkat sekolah SD, SMP dan SMA. Semua itu terjadi di Amerika Serikat. Maka timbul pertanyaan bagaimana di negara lain? Berkat elektronik mail, jawaban segera diperoleh. Inilah jawaban dari negara Australia, Ly Fie (ly.fie.sugianto@eng.monash.edu.au) telah menanyakan kepada beberapa anak. “Saya kenal beberapa anak yang bersekolah di sini dan setahu saya, Internet facility masuk ke sekolah-sekolah di Australia belum lama. Mungkin baru tahun lalu. Saya sendiri belum pernah mendengar mereka bercerita tentang Internet stuff, tapi, mereka cukup familiar dengan e-mail, walaupun fasilitas inipun masih terbatas. Tapi, seingat saya, ada seorang anak tingkat high school yang mempunyai tugas untuk menyelidiki manfaat Internet dalam pendidikan. Saya bisa menanyakan atau menyelidiki penerapan Internet di high school.”
Beberapa hari kemudian datang lagi E-mail dari Ly Fie (Australia). “Saya sudah berbincang dengan seorang anak (berumur 12 tahun) yang bersekolah di Kilvington Baptist School. Saya sering sekali mengikuti kegiatan-kegiatan dari sekolah ini. (* percaya atau tidak, saya TERTARIK SEKALI dan SENANG SEKALI berada di lingkungan pendidikan, entah itu tingkat sekolah ataupun university *) Sejauh ini, saya menghadiri annual concert mereka, malam pentas, bazaar sekolah, ataupun study tour, seperti nonton Macbeth (bareng sama anak berumur 11 & 12 yang mempelajari English/English literature). Sekarang, ada 4 orang anak (saya kenal dari Sunday School) yang bersekolah di sana. Saya tanya Sandra apakah Internet banyak dipakai di Kilvington. Dia bilang, ya, mulai dari tahun ini. Dan justru, anak-anak tingkat SD yang diajari dan dibimbing oleh guru-guru mereka. Tentu saja, mereka senang sekali. Dan mereka juga diawasi, sebab ada bahan-bahan Internet yg tidak patut dibaca oleh mereka. Mereka bahkan “surf” pada jam-jam istirahat. Sandra dan teman-temannya (tingkat SMA) justru merasa iri, sebab mereka tidak diajari langsung. Mereka dianggap sanggup untuk explore sendiri. Dan, tidak banyak dari mereka yg mempergunakannya karena faktor waktu. (NB: sekolah ini adalah sekolah putri. Saya rasa di sekolah khusus putra, para pelajar lebih berantusias dalam mempergunakan fasilitas tsb. Bukan sexist, tapi, saya lihat, dari teman-teman & anak-anak yang saya tutor, pelajar putra memang lebih adventureous dalam hal ber-komputer. Saya bener ga pak?). Yang dia ingat, stuff yang mereka bisa access termasuk: e-mail facility, Internet & netscape (software utk meng access WWW). Apakah ini info yg bapak ingin ketahui? Karena Sandra tidak banyak menggunakan Internet, saya akan tanyakan seorang anak tingkat SD dari sekolah putra, tentang manfaat Internet untuk dia & kawan-kawan sebayanya. Mungkin minggu depan baru saya bisa e-mail balik ke bapak. Sekian dulu.”
Benar saja, minggu depannya Ly Fie menulis sebagai berikut. “Pak, saya sudah tanya seorg anak berumur 7 tahun di sekolah yang sangat baik (boys school; saya lupa namanya) dan ternyata, di sekolah ini, Internet belum dipakai oleh mereka. Mereka hanya menggunakan komputer sejauh word processing (word for windows) dll. Jadi, kesimpulan nya, penggunaan Internet juga belum meluas di sini. (* walaupun sample space terlalu sedikit untuk menarik kesimpulan *).”
Kalau di atas adalah jawaban dari Australia, bagaimana jawaban dari negeri Belanda? Ini e-mail yang dikirimkan oleh Dr. Ed van den Berg (edberg@nat.vu.nl). “Ternyata Internet hampir belum dimanfaatkan di sekolah-sekolah di negeri Belanda. Hanya beberapa sekolah saja yang terlibat dalam proyek kerja sama antara beberapa sekolah di Eropa. Beberapa sekolah lain yang mengikuti semacam jaringan dengan modem-modem. Tentu situasi ini akan berubah dalam tahun-tahun yang akan datang. Saya tahu mengenai beberapa proyek di AS dan mungkin juga di beberapa negara lain mengenai: (a) Jaringan antara sekolah, siswa dapat berkomunikasi dengan siswa dari sekolah lain ataupun sekolah di negara lain. Misalnya, siswa yang sedang belajar bahasa Inggeris dapat berkomunikasi dengan siswa di negara lain dengan bahasa asing ini. Dengan geografi, siswa dapat berkomunikasi juga. (b) Jaringan antar sekolah dengan tujuan mengumpulkan data untuk penelitian, misalnya siswa digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pencemaran lingkungan, misalnya siswa melakukan ukuran tertentu mengenai polusi udara dan air. Lalu semua data digumpulkan di satu tempat. (c) Satu sekolah ataupun satu kelas atau satu siswa saja mencari informasi di Internet mengenai topik tertentu, misalnya dalam rangka bidang studi tertentu atau proyek siswa tertentu. Minggu lalu saya mendapat informasi mengenai suatu proyek environmental studies. Tetapi kemungkinan besar kurikulum (ini di AS) terlalu menyimpang dari kurikulum Indonesia. Salam, Ed van den Berg.”
Kalau Australia dan Belanda saat ini belum terlalu memanfaatkan Internet untuk tingkat SMA ke bawah, berarti kita juga tidak perlu kuatir dengan teknologi Audio Visual khususnya Internet di Indonesia karena kebetulan baru setahun berkembangnya. Tetapi tidak perlu kuatir tidak berarti tidak waspada, karena perkembangan teknologi ini sangat cepat.

KESIMPULAN

Dari pengamatan yang mendalam ini, bisa diketahui bahwa semakin lama penggunaan internet semakin penting sebagai sarana komunikasi mahasiswa .  Fasilitas internet seperti email, wwwdan YM/IRC sudah sangat popular di antara para mahasiswa, baik sebagai sarana komunikasi maupun alat untuk mencari data untuk penelitian lain juga sebagai alat untuk memperluas pergaulan dan perkenalan antar pengguna internet. Selain itu, penggunaan internet telah menimbulkan adanya bahasa baru yang dikenal sebagai ‘bahasa internet’.  Memang, bahasa yang dipakai dengan menggunakan internet tergantung pada siapa dan dengan siapa pengguna internet berkomunikasi.  Tetapi, walaupun ada banyak manfaat penggunaan internet, juga ada dampak yang negatif bagi mahasiswa. Misalnya, pornografi dan SPAM sudah menjadi masalah besar.  Sampai saat ini belum ada cara yang efektif untuk menghindar dari dampak negatif tersebut.  Akan tetapi, karena dampak yang positif juga banyak, maka mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus menggunakan internet sebagai sarana komunikasi yang tercepat dan tercanggih untuk saat ini.  Sebagai sarana komunikasi mahasiswa, saya pasti bahwa di masa depan penggunaan internet akan menjadi lebih luas di kampus, dan berkomunikasi lewat internet itu akan menjadi sepopular penggunaan telpon.


Melihat dampak negatif dan positif dari teknologi Audio Visual khususnya Internet di atas, dapat disimpulkan bahwa bila dibandingkan dengan dampak negatif maka dampak positifnya adalah jauh lebih banyak, jadi tidak mungkin kalau sampai dilarang di Inonesia. Hal ini juga ditanyakan oleh majalah Infokomputer, Vol IX No. 7 Juli 1995 kepada Direktur Jenderal Radio Televisi & Film Alex Leo Zulkarnain. Infokomputer bertanya: “Apakah sebenarnya masyarakat Indonesia sudah perlu bergabung ke Internet?”.. Alex Leo Z. menjawab: “Masalah bukan merasa perlu, tetapi ‘barang’ itu datang ke wilayah kita dan dalam pergaulan internasional kalau kita tidak memanfaatkan itu kita akan rugi. Karena itu akan jalan terus. Kita tidak bisa menghambat. Yang harus kita selesaikan sekarang adalah bagaimana kita memanfaatkan Internet itu untuk kepentingan nasional. Tanggal 1 Juni 1995 dalam Dewan Telekomunikasi sudah dibicarakan secara mendalam di bawah pimpinan Joop Ave sendiri. Saya kebetulan anggota Dewan Telekomunikasi. Dan ada kesepakatan kita akan bentuk satu tim pengamat dalam waktu singkat ini. Mereka nanti bisa memberikan saran-saran kepada pemerintah tentang apa yang harus dan dapat kita lakukan. Pada prinsipnya kita ingin supaya kita tidak hanya sebagai user Internet. Kita ingin juga agar ada input kita dalam Internet dan itu akan kita usahakan. Kalau menolak sama sekali (Internet) saya kita tidak bisa karena kegunaan Internet itu sudah dibuat sedemikian rupa sehingga sangat (terjangkau). Kalau dihitung uangnya mungkin tidak terlalu besar. Murah sekali!”.
Mengenai dampak positif dan negatifnya, Alex Leo Z. menguraikan: “Saya kita semua langkah itu ada positif dan negatifnya. Tidak bisa negatif semua, positif semua. Tetapi harus kita bedakan, harus bisa kita filter mana yang positif dan negatif bagi kita. Kita harus membuat daya tahan dan daya ketahanan nasional. Hanya itu satu-satunya cara. Pada akhirnya tidak ada jalan lain kecuali memperkuat diri masing-masing”.
Berdasarkan keterangan dari Alex Leo Z. jelas bahwa Internet tidak akan dilarang hadir di Indonesia. Memang dampak yang negatif untuk anak dan remaja sudah terlihat di Amerika Serikat sedangkan negara-negara lain belum. Walaupun demikian karena mencegah selalu lebih baik, maka ada baiknya masyarakat sudah disiapkan sejak dini dengan saran-saran berikut ini.

SARAN-SARAN

Untuk mengatasi atau lebih tepat mencegah dampak negatif terutama untuk anak-anak dan remaja buletin LEPISI Vo. 8 No. 10 Juli 1995 menyarankan sebagai berikut. Mencegah memang selalu lebih baik, cepat atau lambat komunikasi Audio visual khususnya Internet akan berada di depan mata kita. Lebih baik kita tahu lebih dahulu dari pada menyesal di kemudian hari.
  1. Online block: banyak dari pelayanan komersil, seperti American Online dan Prodigy mempunyai mekanisme untuk mengakses daerah terlarang dan tidak tepat untuk anak-anak. Jika anda bergabung pada pelayanan online, akrabkan dengannya dan gunakan dengan persetujuan. Khusus di Indonesia, Radnet – salah satu provider yang ada di Indonesia memang telah memblokir majalah-majalah porno yang terdapat di Internet seperti Playboy dan Penthouse.
  2. Cheklist: yakinkan bahwa anak-anak dan remaja tahu mana yang boleh dan tidak boleh. Jangan pernah berikan informasi pribadi kepada orang asing. Jangan melakukan pertemuan face to face dengan user yang lain tanpa persetujuan keluarga. Selalu ingat bahwa anonimitas (ketakbernamaan) dari Net dapat membuat orang menyembunyikan umur dan identitasnya.
  3. Menunggu: tetaplah nongkrong ketika anak-anak sedang melakukan sesuatu. Tanyakan favorit apa yang mereka lihat, biarkan mereka mengajarkan pada Anda beberapa ‘stroke’net. Jika Anda concern pada kegiatan anak pada online, cobalah berbicara pada mereka tentang hal tersebut. Buatlah komputer menjadi kegiatan keluarga sehingga dapat dinikmati dan didiskusikan bersama oleh seluruh keluarga.
  4. Lihatlah jam: Perhatikan berapa yang harus dibayar ketika anak menghabiskan waktunya di online. Banyak tagihan untuk BBS atau Online service. khususnya pada larut malam, mungkin merupakan indikasi dari suatu masalah.
  5. Special Software: Pertimbangkan pembelian software pembersih seperti Surfwatch, yang mana akan melindungi computer yang meload dari salah satu tempat access pada Internet yang diketahui berisi hal-hal sexual. Suatu usaha untuk mencari halaman Penthouse Web, sebagai contoh,menghasilkan tulisan di layar “Block by Surfwatch”.
  6. Anda tidak sendiri: Persatuan orang tua dan guru di sekolah atau kelompok lainnya yang concern terhadap masalah itu bersama- sama akan membawa kita ke tempat dimana kita dapat bertukar pengalaman dan mendapatkan support dari orang yang menghadapi masalah yang sama. Juga katakan pada tetangga, karena upaya Anda akan sia-sia jika anak di seberang rumah tanpa batas.
 Nah…saatnya anda memilih untuk menjadikan internet tersebut pada dampak yang positif atau negatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar