Kamis, 11 Juli 2013

bisnis coba mulai dari yang kecil

Salam teman-teman, saya sharing ya..
kemarin saya kedatangan 2 orang tamu yang sedang memulai usahanya dalam bidang fashion tas. Dan 2 orang ini jadi bikin saya ingat saat memulai usaha dulu. 

Orang yang biasa baru memulai usaha ini biasa kita sebut sebagai STARTUP. ketika menjadi STARTUP banyak kebingungan yang dialami oleh si entrepreneur, karena setiap hal masih belum menentu: di antara yang belum menentu itu misalnya tentang pemasaran, produksi, dan bisa jadi modal kerja. Untuk terus bertahan sebagai pebisnis pun terkadang dipertanyakan oleh mereka sendiri: mau terus atau gak? tetep jadi pengusaha, atau kerja aja jadi karyawan? 

Saat diskusi dengan kedua tamu tersebut sore kemarin, saya memberikan saran kepada mereka: dalam memulai bisnis coba mulai dari yang kecil. (1) Temukan customer-customer pertama anda, atau biasa kita sebut early adopter. Early adopter bisa jadi adalah teman atau keluarga anda sendiri. Bila tidak bisa, siapapun yang membeli produk anda pertama kali adalah early adopter anda. Jumlah early adopter tidak perlu banyak, malah mungkin bisa berangkat dari angka 1 orang.

(2) Lakukan pendekatan yang intens dengan para Early Adopter. Ke depannya ini bisa disebut CRM (Customer Relationship Management). Jalin hubungan yang baik dengan early adopter. Tanyakan kepada mereka: 

- apa yang kurang dari produk / jasa anda? 
- apa yang bagus dan bisa dipertahankan dari produk / jasa anda? 
- apa yang bisa ditingkatkan, atau dikembangkan dari produk / jasa anda?
- apa saran dari mereka agar produk / jasa anda makin baik? 
- bagaimana rasanya, kapan saatnya, menggunakan produk / jasa anda? 
- dsb dsb dsb.... 

Intinya cari cara agar anda bisa pahami dengan benar behaviour (sikap) para early adopter saat menggunakan produk / jasa kita. Kalau ini dilakukan dengan benar, anda akan mempunyai data dan insight yang luar biasa tentang produk / jasa anda. Data dan insight ini bisa dijadikan suatu basis (dasar) bagi bisnis anda untuk semakin yakin dalam maju ke langkah selanjutnya.

Sayangnya saya lupa bilang ke 2 tamu kemarin saya, bahwa harusnya ada saran ketiga, yaitu (3) Buatlah MVP (Minimum Viable Product). Buatlah produk / jasa pertama anda, tidak perlu produk / jasa yang sempurna. Buat apa anda membuat produk / jasa yang terlalu sempurna tapi pasar tidak mau menerima? Windows tidak memulai dengan versi XP atau Vista, Windows memulai dari 3.1. Walmart baru buka cabang pertama setelah kira-kira 8 tahun membuka satu toko. Lion Air tidak mulai dari satu pesawat, dia mulai dari menjadi makelar tiket.

Terlalu banyak contoh perusahaan besar memulai STARTUP-nya dengan hal yang sangat kecil. Namun mereka paham betul bahwa MVP harus terus dikembangkan menurut kepada behaviour konsumen. Melakukan riset kepada early adopter, lalu menjadikan data dan insight sebagai kekuatan bisnis yang signifikan.

Oh ya satu lagi yang terlewat, ketika anda ber STARTUP, ada satu kata kunci ampuh yang harus selalu anda pegang: PERSISTENT. anda bisa menyebutnya sebagai istiqomah, teguh, mental baja, ataupun keras kepala. Sejauh yang saya lihat, para pebisnis sukses itu selalu Persistent dalam menghadapi segala lika liku di bisnis yang dia hadapi. Jadi, anda boleh juga kan jadi orang yang Persistent?

Semoga para STARTUPers mendapat manfaat,
Salam,
Satriyo
owner Medogh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar