Setiap orang dimungkinkan untuk menjadi kreatif karena kreativitas dapat dilatih dan dikembangkan. Konsep kreatif setiap orang bisa saja berbeda tergantung dari sudut mana suatu permasalahan dipandang dan bagaimana kualitas cara pandangnya. Orang kreatif memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan tanda-tanda atau hal-hal yang terlihat disekitarnya dan menghubungkan dengan masalahnya. Kreativitas membantu kita untuk bersikap antusias menghadapi kehidupan. Produktivitas dalam menghasilkan ide-ide baru berbanding lurus dengan pemanfaatan waktu dan pengembangan potensi diri.
"Sebagian dari baiknya ke-Islaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya" (HR. Tirmidzi - Hasan).
A. Pengertian Kreativitas
Kreativitas berasal dari kata dasar kreatif yang memiliki akar kata to create yang artinya mencipta. Inilah sesungguhnya kuasa yang diberikan oleh Tuhan (ingat bahwa we are given the authority to use the Power of God – Kita diberikan wewenang untuk menggunakan Kuasa Tuhan). Inilah yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Kita diberi kemampuan untuk mencipta, termasuk menciptakan realitas baru dalam kehidupan kita. Sehingga apa pun situasi atau keterbatasan kita, kita memiliki potensi untuk menciptakan berbagai hal, termasuk keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup ini. Kita tidak memerlukan banyak sumberdaya untuk dapat menciptakan banyak hal yang memberi arti bagi kehidupan.[i]
Menurut Morgan (Psikolog) kreativitas adalah respon yang tidak umum/ tidak biasa tetapi sesuai untuk setiap keadaan dan memiliki relevansi dengan pemecahan masalah. Sedangkan menurut Tom Wujec (Praktisi), kreativitas diartikan sebagai kemampuan melihat suatu masalah dengan cara lain.[ii] Pada sisi ini, kreativitas sering dianggap terdiri dari 2 unsur, Pertama: Kefasihan yang ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar gagasan pemecahan masalah secara lancar dan cepat. Kedua: Keluwesan yang pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah. Istilah kreativitas digunakan untuk mengacu pada kemampuan individu yang mengandalkan keunikan dan kemahirannya untuk menghasilkan gagasan baru dan wawasan segar yang sangat bernilai bagi individu tersebut juga bagi yang lainnya.
Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa seseorang yang kreatif selalu melihat segala sesuatu dengan cara berbeda dan baru, dan biasanya tidak dilihat oleh orang lain. Orang yang kreatif, pada umumnya mengetahui permasalahan dengan sangat baik dan disiplin, biasanya dapat melakukan sesuatu yang menyimpang dari cara-cara tradisional. Proses kreativitas melibatkan adanya ide-ide baru, berguna, dan tidak terduga tetapi dapat diimplementasikan, sesuai dengan tahapan kreativitas yang muncul pada diri seseorang;[iii] yang mungkin secara praktis, setiap orang memiliki gaya dan model kreativitas masing-masing.[iv] Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta/ berkreasi. Tidak ada satu pun pernyataan yang dapat diterima secara umum mengenai mengapa suatu kreasi timbul.
Kaitannya dengan hal tersebut, semakin jelas bahwa kreativitas memiliki beberapa unsur pembentuknya, yakni :[v]
- Novelty (Kebaruan). Kemampuan menghasilkan ide baru/ mendapatkan sesuatu yang berbeda dari sesuatu yang sudah biasa. Dalam pengertian ini, ide dan produk kreatif tidak harus unik; keaslian atau kebaruan ide hanyalah dalam hal pengadaptasian ide itu ke permasalahan yang kita hadapi.
- Value (Nilai). Mewujudkan imajinasi menjadi nyata dan bernilai. Untuk menghasilkan karya inovatif yang bernilai dibutuhkan keterampilan dasar. Contoh : Seorang perancang busana dapat menghasilkan rancangan busana yang inovatif karena memiliki keterampilan menjahit dan pengetahuan tentang jenis-jenis bahan.
- Passion (Gairah). Psikolog menyebutnya sebagai internal motivation atau dorongan yang bisa menggerakkan kita untuk memperoleh kepuasan, bukan untuk mendapatkan hadiah atau pujian. Gairah mendorong orang yang kreatif mendapatkan ide dan pengalaman baru.
B. Menjadi Kreatif dan Produktif
Ketika kita mendengar kata kreativitas, seringkali yang muncul di benak kita adalah para penulis, pelukis, penyair, musisi – para seniman yang bergerak di dunia seni. Padahal kreativitas mencakup hal-hal yang lebih luas, misalnya: mengelola bisnis yang berkembang pesat, meningkatkan nilai penjualan produk kita, melakukan negosiasi bisnis, menyusun program komputer, menjadi orang tua yang inovatif, memiliki hidup yang menyenangkan dan membahagiakan, semuanya memerlukan tingkatan tertentu kreativitas. Kreativitas dan saat-saat penuh inspirasi merupakan hal yang sangat penting bagi segala aspek yang kita lakukan dalam hidup ini – hubungan, keluarga, bisnis, pekerjaan, dan komunitas sosial.
Kita semua dilahirkan dengan potensi kreativitas. Salah satu ciri yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lain adalah kreativitas kita atau kemampuan kita mencipta. Hal ini merupakan sifat hakiki kita sebagai manusia dan merupakan bagian dari siapa kita. Kreativitas merupakan instink kita yang terbawa sejak lahir. melakukan proses kreativitas.[vi] Karena itu, dengan mengetahui kreativitas sebagai sifat hakiki kita sebagai manusia dan memahami bagaimana cara dan proses kita berpikir, kita akan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan maupun mengembangkan gagasan atau ide. Kreativitas dalam hal ini tidak terbatas pada pengembangan gagasan atau inspirasi ide, tetapi termasuk kreativitas dalam pengambilan keputusan maupun pemecahan masalah.
Terkait dengan hal tersebut, Aa Gym menegaskan bahwa kreativitas akan semakin lengkap bila terlahir dari kejernihan hati sebagai buah dari ibadah yang berkualitas. Biasanya, hati yang jernih akan melahirkan firasat dan ide-ide cemerlang yang akan menjadi nilai tambah dalam kehidupan. Saudaraku, setiap hari usia kita bertambah; setiap hari terjadi perubahan, dan setiap hari pula masalah semakin bertambah, semakin kompleks, dan semakin rumit. Karena itu, bila kemampuan kita tidak bertambah, maka cepat atau lambat masalah akan membinasakan dan menghancurkan kita. Ada satu kemampuan hal yang harus selalu kita tingkatkan agar hidup kita makin berkualitas. Itulah kreativitas. Kreativitas adalah daya cipta dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Biasanya, kreativitas akan memunculkan inovasi, yaitu kemampuan untuk memperbaharui hal-hal yang telah ada. Bia kreativitas itu daya atau kemampuan, maka inovasi itu hasil atau produk.[vii]
Lebih lanjut Aa Gym menjelaskan bahwa ada lima cara agar kita menjadi orang yang kreatif.[viii] Pertama, selalu memiliki rasa ingin tahu (Curiocity). Orang yang kreatif adalah orang yang gemar mencari informasi, gemar mengumpulkan input, dan cinta ilmu. Tiada berlalu waktu kecuali bertambah dengan input-input yang baru dan segar. Karena itu, kita harus selalu bertanya, sejauh mana kecintaan kita terhadap informasi dan ilmu. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan input tersebut. Bisa lewat buku, sikap meneliti, menyimak, melihat tayangan televisi yang bermanfaat, berdiskusi, merenung, mendengar, menghadiri majelis ilmu, dan sebagainya.
Kedua, terbuka pada hal-hal yang baru. Setiap saat selalu terjadi perubahan. Sangat ruginya orang yang tidak mau berubah dan tidak menyukai hal-hal baru. Orang kreatif adalah orang yang tidak terbelenggu dengan pendapatnya sendiri. Tentu, terbuka dengan hal-hal baru tidak harus menjadikan kita mengikuti hal-hal baru tersebut. Kita bisa mengolahnya, menyaring hal-hal yang baik, dan menyesuaikan dengan nilai-nilai yang kita anut.
Ketiga, berani memikul risiko. Semua tindakan kreatif biasanya akan mengundang resiko. Adalah mimpi melakukan sesuatu yang baru tanpa adanya resiko. Rasulullah SAW adalah orang yang kreatif dengan membawa ajaran baru (Islam) ke tengah-tengah umatnya. Konsekuensinya, beliau dimusihi dan diperangi. Demikian pula dengan Thomas Alfa Edison. Ia adalah orang kreatif yang berani gagal beribu-ribu kali sebelum menemukan bola lampu. Untuk menjadi kreatif, kita harus berani menganggung resiko, keluar dari zona nyaman.
Keempat, memiliki semangat yang membara untuk sukses dalam hidup. Tanpa semangat, mustahil kita akan mendapat banyak hal dalam hidup. Semangat biasanya akan melipatgandakan kemampuan seseorang untuk berprestasi. Orang yang kreatif, hari-harinya akan selalu bersemangat untuk berproses dalam menggapai semua hal yang diinginkannya.Pertanyaannya, bersemangatkah kita dalam hidup? Apakah kita ini seorang yang bermental lemah dan selalu kalah dalam memperjuangkan cita-cita? Jawabnya ada pada diri kita sendiri.
Kelima, nilai kreativitas akan makin lengkap dengan hati yang jernih sebagai buah dari ibadah yang berkualitas. Biasanya, kejernihan hati akan melahirkan firasat dan ide-ide cemerlang yang akan menjadi nilai tambah dalam kehidupan seorang Muslim. Biasanya, karya-karya monumental selalu berawal dari kejernihan hati dan ketajaman pikiran yang direalisasikan dalam tindakan nyata. Semoga Allah Yang Maha Agung, memberi kemampuan pada kita untuk menjadi seorang yang kreatif dalam hidup; kreatif yang positif; kreatif yang aktif lahir dari kejernihan batin sebagai buah dari ibadah yang berkualitas.
Di samping itu, ada beberapa hal yang dapat menghambat kreativitas yang harus dihindari oleh setiap individu, diantaranya :[ix]
1. Kebiasaan. Kebiasaan adalah reaksi dan respons yang telah kita pelajari untuk bertindak secara otomatis tanpa berpikir atau mengambil keputusan terlebih dahulu. Biasanya sulit dan tidak enak mengubah suatu kebiasaan, apakah kebiasaan itu baik atau buruk.
2. Waktu. Kesibukan merupakan salah satu alasan orang untuk tidak menjadi kreatif. Di lain pihak, ada orang yang mempunyai waktu untuk menjadi lebih kreatif dengan mencari waktu dari 24 jam yang sama yang tersedia bagi setiap orang.
3. Dibanjiri Masalah. Sebagian dari kita merasa bahwa kita berhadapan dengan begitu banyak masalah yang penting dimana kita tidak mempunyai cukup waktu dan tenaga untuk mengatasi beberapa masalah secara kreatif. Kita lalu mengabaikan semua masalah dan tidak mau mengolahnya dengan otak kita.
4. Tidak Ada Masalah. Kita adalah makhluk pemecah masalah yang terus-menerus menghadapi dan memecahkan sejumlah masalah. Jika masalah kita dipecahkan secara otomatis atau menurut kebiasaan, maka kita tidak akan pernah mengenal masalah tersebut dan kita merasa bahwa kita tidak akan pernah mempunyai masalah.
5. Takut Gagal. Kegagalan dapat berbentuk pengasingan, kritik, kehilangan waktu, kehilangan pendapatan, atau kecelakaan. Akan tetapi, lebih baik gagal daripada tidak pernah mencoba sama sekali.
6. Kebutuhan akan Sebuah Jawaban Sekarang. Manusia tidak mau mengalami kesulitan karena tidak memilikisuatu jawaban langsung. Ketika suatu masalah dikemukakan, kita secara langsung memberikan sebuah pemecahan. Hanya jika pemecahan pertama tidak berjalan, barulah kita mau mencoba cara yang lain.
7. Kegiatan Mental yang Sulit Diarahkan. Banyak di antara kita menemukan kenyataan bahwa mengerahkan tenaga fisik jauh lebih mudah dibandingkan dengan mengerahkan tenaga mental. Kita biasanya melaksanaan pekerjaan kita selama periode waktu yang cukup lama dengan hanya sedikit berpikir.
8. Takut Bersenang-senang. Bagian proses pemecahan masalah secara kreatif mencakup kegiatan-kegiatan yang bersifat santai seolah-olah main-main, tetapi dipikirkan dan dipertimbangkan secara serius. Barangkali ketidaksempatan kita untuk bersantai pada waktu memecahkan masalah ada kaitannya dengan besarnya masalah yang kita hadapi atau adanya perasaan tidak aman yang kita rasakan bila menghadapi suatu masalah.
9. Kritik Orang Lain. Secara tak sengaja kreativitas sering terhambat oleh kritik-kritik orang lain. Bila suatu gagasan baru diperkenalkan, kebanyakan gagasan tersebut sering dipatahkan dan diobrak-abrik orang lain. Memang kadangkala hal tersebut penting untuk membantu orang supaya tetap berpijak pada kenyataan, namun seharusnya kritik-kritik tersebut dapat menjadi pendorong bagi perbaikan kreativitas Anda sendiri.
Oleh karena itu, agar tidak kehilangan energi kreativitas, hentikan beberapa hal berikut ini : (1) Merasa sudah tahu segalanya.Hal ini menutup kemungkinan untuk alternatif lain. Penampilan serba tahu dapat menyingkirkan kita dari proses belajar; (2) Menjadi cemas dan takut salah. Perhatian terfokus pada hal yang dicemaskan atau ditakuti sehingga energi kita bergerak di tempat yang tidak tepat; (3) Mengandalkan inisiatif teman. Ketergantungan pada orang lain menghilangkan semangat dan gairah ketegangan dalam mengambil resiko dari amanah yang kita emban. Biasanya terjadi dalam kepanitian, organisasi atau kerja kelompok; (4) Memiliki ide tunggal; (5) Menjadikan setiap tugas sebagai beban. Ketika kesenangan dan gairah hilang, tugas menjadi berat. Nikmati setiap tugas sebagai suatu kesempatan atau bahkan kebutuhan untuk mengembangkan diri; dan (6) Mudah menyerah. Menjadikan kegagalan sebagai akhir segalanya, tanpa mau berjuang ”kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.”
C. Meniru Kreativitas Tuhan: Aktualisasi Asmâ Al-Husnâ
Allah Pencipta jagat raya dan segala isinya memberikan kekaguman dahsyat bagi kita selaku makhluk. Keserasian yang kita lihat pada setiap makhluk, keterpautan organ-organ tubuh satu sama lain, keterpautan warna dengan organ-organ tersebut, keterpautan langit dan jagat raya, bumi dan isinya tersebut menjadikan sangat sesuai, semuanya ini merupakan hasil kreasi yang menunjukkan pada Sang Pencipta. Sebagaimana firman-Nya, yang artinya:
”Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.” (QS. As-Sajdah [32]: 7)
Manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna. Karena itu, dengan mengenal makhluk yang sempurna inilah, seseorang dapat mengenal Allah. Pada tingkat tertentu, manusia yang mengetahui dirinya akan mengetahui Tuhannya. Pada tingkat tertentu pula, manusia yang tidak mengetahui dirinya juga tidak akan menemukan Tuhannya. Ada sebuah ungkapan hikmah(kaum sufi) yang berujar,
”Barangsiapa mengenal dirinya, ia akan mengenal Tuhannya.” Inilah satu kalimat yang paling benar yang pernah dibuat oleh manusia.[x]
Tuhan telah menciptakan alam raya dan kehidupan yang ada di dalamnya dengan dibalut beragam keindahan. Setiap sudut yang terlihat adalah keserasian dan keseimbangan karya cipta dari Yang Maha Agung. Tidak ada detail yang tercecer dari keindahan yang Tuhan ciptakan. Inilah yang patut kita syukuri sebagai hamba yang beriman. Melihat alam ciptaan Tuhan, berkesan bahwa Tuhan setiap saat sibuk untuk mencipta dan mencipta, tidak pernah seditikpun kehabisan kreatifitias untuk mencipta. Sebaliknya kita manusia sering kali terhenti, kehilangan ide dan tak tahu harus berbuat apa, sementara waktu terus bergulir.
Apa yang bisa menolong kita mengatasi kreativitas yang mandek?
Julia Cameron dalam bukunya “Meniru Kreativitas Tuhan”,[xi] untuk membantu kita. Menurutnya, hambatan kreativitas dapat disingkirkan apabila kita melibatkan Sang Kreator (baca: Allah) dalam pemulihan kekuatan kreatif kita. Ketika kita membuka diri kita terhadap Tuhan, berarti kita telah membuka pintu yang lapang bagi kreativitas dan akibatnya perubahan besar akan segera terjadi.
Julia Cameron dalam bukunya “Meniru Kreativitas Tuhan”,[xi] untuk membantu kita. Menurutnya, hambatan kreativitas dapat disingkirkan apabila kita melibatkan Sang Kreator (baca: Allah) dalam pemulihan kekuatan kreatif kita. Ketika kita membuka diri kita terhadap Tuhan, berarti kita telah membuka pintu yang lapang bagi kreativitas dan akibatnya perubahan besar akan segera terjadi.
Selanjutnya Cameron menjelaskan bahwa Tuhan (baca: Allah, pen.) adalah Energi Kreatif. Kreativitas adalah fitrah manusia, sementara hambatan tidak bersifat alamiah, karena menghalangi suatu proses normal, sebagai contoh kasus yang sederhana adalah bagai bunga yang mekar di ujung tangkai suatu pohon yang berwarna hijau, prosesnya begitu sederhana dan langsung. Bagi kebanyakan orang, gagasan bahwa Sang Pencipta menyukai dan mendorong kreativitas adalah pemikiran yang radikal. Kita cenderung berfikir bahwa impian kreatif itu menandakan sifat sombong, sebuah sifat yang dilarang oleh Tuhan. Bagaimanapun, seniman kreatif dalam diri kita adalah sosok batiniah yang masih muda bahkan cenderung kekanak-kanakan. Potensi yang masih rapuh ini jangan sampai mati hanya karena kekhawatiran yang tidak tepat. Padahal kenyataannya yang sedang dibicarakan adalah pengalaman spiritual yang sengaja diundang. Dengan melakukan pelatihan spiritual tertentu untuk mewujudkan keselarasan dengan energi kreatif alam semesta. Menurut penulis, konsep yang disodorkan oleh Julia Cameron ini sebenarnya suatu hal yang sederhana apabila dibahas melalui kaidah sufisme, yaitu kemanunggalan kreativitas antara manusia dengan Dzat Sang Pencipta itu sendiri. Saat kita bergerak berdasarkan keyakinan untuk berkreasi, alam semesta akan mengembangkannya lebih jauh, contoh sederhananya seperti membuka katup penutup irigasi, apabila ulir krannya dibuka maka air akan mengalir dengan deras mencari tempatnya sendiri yang lebih rendah.[xii]
D. Simpulan
Perlu dipertegas bahwa beragamnya bentuk akan mengasilkan beragam makna dan mendorong timbulnya kreativitas, sehingga akan lebih memunculkan kemampuan untuk berkreasi. Karenanya, jangan sampai kita kehilangan kesadaran ketika melihat sebuah kreasi, namun tidak mengetahui siapa Sang Pencipta; menerima nikmat lalu melupakan siapa yang memberi nikmat; merasakan keindahan lalu idak memenuhi hati kecintaan kepada Sang Pencipta keindahan.
Semua itu jelas bagi kita, hingga kita dapat mengetahui Allah dengan asma-Nya, tentunya agar kita dapat mensyukuri-Nya, menyembah-Nya dengan cinta dan kerinduan serta mengaktualisasikan dalam kehidupan. Karena itu, dijadikan suatu perasaan dengan sempurna pada diri kita, yakni perasaan cinta pada keindahan (ingat sifat jamaliyah Allah). Itulah kreasi yang sungguh mengagumkan jika manusia benar-benar menyadarinya. Kreasi yang mengagumkan tersebut terdapat dalam jiwa manusia maupun yang tampak pada lahirnya, atau segala sesuatu yang berkaitan dengannya.
Tanda-tanda Allah dimaksud menunjukkan akan nama-nama-Nya, nama-nama-Nya menunjukkan akan sifat-sifat-Nya, dan sifat-sifat-Nya menunjukkan akan keberadaan-Nya. Bahwa fenomena huduts-Nya alam ini menunjukkan nama Allah al-Khâliq ’Pencipta’, fenomena kreasi alam ini menunjukkan akan nama Allah al-Bâri’ al-Mushawwir, dan al-Badî’. Allah sebagai Kreator dengan kreativitas yang sempurna tanpa berujung. Karena itu, asma dan sifat Allah itu sempurna tak terbatas, sedangkan nama/ sifat makkluk tidak sempurna dan serba terbatas.MR180412