Senin, 28 Februari 2011

Menyelamatkan Indonesia dengan gerakan "Beli Indonesia"

Dulu tanah air kita dijajah oleh negara asing, hari ini  kehidupan kita dikuasasi oleh produk orang asing. Hampir semua barang kebutuhan hidup  kita dibuat oleh orang asing.  92% produk teknologi yang kita pakai buatan asing,  80% pasar farmasi dikuasai asing, 80% pasar tekstil dikuasai produk asing.  Dengan penduduk 237 juta jiwa Indonesia merupakan pasar  besar yang sangat menggiurkan. Tetapi juga sangat menakutkan bila negara ini bangkit menjadi negara produsen.

Maka  berbagai upaya dilakukan oleh negara-negara asing agar Indonesia tetap menjadi negara pemakai.  Hasilnya, hari ini Indonesia tercatat sebagai negara yang paling konsumtif di dunia (AC Nieilsen).  Dan jadilah Indonesia surga bagi produk asing yang ditandai membanjirnya produk luar  dengan menggeser produk lokal dan membunuh pabrik-pabrk yang membuatnya.  Tahun 2005 ada 429 pabrik tekstil kolaps,  tiga tahun kemudian 200 diantaranya gulung  tikar.  Di tahun 2010, Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan China sebesar Rp.53 Triliyun.

Lihat berapa pendapatan perusahaan-perusahaan asing di Indonesia.  Sebuah  perusahaan yang menguasasi pasar air dalam kemasan  meraup penjualan sebesar Rp. 10 triliyun/ tahun.  Sebuah produsen minuman ringan yang menguasai 40 pasar minuman ringan dalam  negeri  dengan penjualan 10 trilyun/ tahun.  Produsen yang consumer good berupa pasta gigi, shampoo, sabun dan-lain-lain menguasai 40 % pasar meraup penjualan Rp. 20 Triliyun/ tahun . Satu Produsen susu formula  yang mengendalikan 80 persen petani susu di Indonesia, mengusai 50 %pasar susu dengan berbagai merek meraih penjualan sebesar Rp. 200 Triliyun/ tahun.  (Bandingkan dengan anggaran satu tahun untuk  Angkatan bersenjata kita yang hanya Rp.30 Triliyun/tahun 2008). Sementara produk-produk baru bermerk lokal sangat sulit untuk masuk supermarket dengan cara membuat listing fee  dan pemotongan harga yang sangat tinggi.

Akibatnya, omset toko-toko kecil  turun dari Rp. 800 ribu / hari menjadi  Rp.400 ribu/ hari. Setiap tahun 1,6 juta  pedagang tradisional  bangkrut. Dan semakin hari semakin kecil kesempatan  masyarakat untuk menjadi pedagang/ pengusaha  karena semua sektor hulu dan hilir sudah dikuasai oleh pemain asing.  Ini artinya Indonesia akan menghadapi bencana ekonomi yang lebih dahsyat dari bencana alam yang selama terus mendera negara ini.  Sebelum ada AFCTA (Asean China Free Trade Area) industri tekstil dalam negeri sudah banyak yang kolaps hanya dengan barang-barang seludupan dari luar.  Dan hari ini pemerintah telah membebaskan lebih dari 54.000 pos yang masuk ke Indonesia tanpa bea.  Ibarat perang,  Indonesia menghadapi musuh yang bersenjata lengkap tetapi kita  bertelanjang dada.

Mengapa  produk asing sangat bebas  menguasai kehidupan kita  sementara produk dan pemain lokal tidak tumbuh bahkan terus mati? Karena kita tidak memiliki sesuatu yang jelas untuk kita bela.  Seharusnya kita membela Kejayaan Bangsa  sendiri daripada membela kejayaan bangsa lain.  Caranya dengan membeli produk buatan sendiri.   Dan inilah pertahanan terakhir untuk menghadapi gempuran produk asing untuk menghindari terjadinya bencana ekonomi Indonesia ke depan.

Untuk membangkitkan  pembelaan terhadap kejayaan bangsa ini ,sejumlah pengusaha dari berbagai wilayah di Indonesia mencanangkan  gerakan  “BELI INDONESIA”

Membuat Nilai Tambah dalam Bisnis

Dalam bisnis ini kita harus selalu mempunyai nilai tambah, sebetulnya nilai tambah itu secara garis besar di bagi tiga. Anda hanya bisa ambil dua , jarang sekali anda bisa tiga tiganya. Ini saya ambil dan belajar dari Michael Tracy bagaimana ”Double Digit Grow”. 

Ini buku yang sangat bagus dan bagaimana kita tumbuh dua kali lipat. Dia cerita tentang IBM dan perusahaan yang tumbuhnya cuma dua sekian persen tapi ada juga yang 11% dan 20%,dan terus tumbuh. Dan ada Jhonson n jhonson yang tumbuh selama 59 tahun bisnis nya terus tumbuh dan tumbuh terus. Dan saya pun masih terus harus belajar, disini dikatakan oleh Michael Tracy ada tiga keunggulan bisnis.

Satu adalah murah, anda dengan operasional yang paling ringkes dan paling efisien anda bisa murah. Bisa seperti toko buku saya, satu keunggulannya adalah murah, parkir gratis dan segala macam yang lainnya, yang kedua keunggulan berikutnya adalah unggul dalam mutu produk – produk anda, dahsyat luar biasa , mutunya lebih baik di banding yang lain, yang ketiga adalah servisnya atau pelayanannya. Hanya tiga menurut dia dan servis itu termasuk kecepatan..
Action Plan :
1. Apa nilai tambah Perusahaan Anda?
2. Bagaimana di banding dengan Perusahaan kompetitor?
3. Buat nilai tambah yang dapat meningkatkan penjualan
Demikian dari Saya, Jika Anda ingin mendapatkan informasi lebih banyak lagi, Anda bisa mendapatkannya secara Gratis sebuah eBook TDW University – Business Session karya mentor Saya Tung Desem Waringin sebuah panduan untuk meningkatkan kekayaan Anda. Segera klik <a href="http://tdwmastery.com/bm/?id=19130">TDW Mastery</a>,
Anda bisa mendapatkannya di sini :
http://tdwmastery.com/bm/?id=19130

Pensiun Muda Melalui Bisnis

pensiun muda, yang penting dalam bisnis dan anda ingin pensiun muda. Model bisnis ini yang dikatakan Roberrt Kiyosaki, bukan berapa banyak. Tetapi yang penting seberapa cepat. 

Contohnya sewaktu saya ngajar di Jepang untuk nasabah City Goal, yang punya 1.000.000 US keatas tabungannya lalu di bayari oleh City Bank dan Robert Kiyosaki ngajar disana. Ada dua ratus orang waktu itu yang organiser nya. Tanya nanti si Robert Kiyosaki.

Mau ngajar apa? Itu yang di ajar sudah kaya – kaya benar, salah satu yang di ajar dia ngomong gini, anda seneng mana punya penghasilan 100.000 US atau 10.000 US? kalau bisa dua – duanya, itu sudah ikut seminar saya. Tetapi begini ketika mereka ngomong Robert saya pilih 100.000 US, “you not get the idea” pantesan kamu miskin! 1.000.000 US di anggap miskin. 
Robert Kiyosaki keras sekali kalau mengajar terkadang bentak orang. pantesan kamu malas dan pantesan uang kamu di taruh di City Bank. Bunganya 0,1 persen tidak di kasih bunga juga mau, celaka besok tidak mau nabung lagi. Kamu ini bukan berapa besar, tapi seberapa cepat.
Percuma kalau kamu punya duit 100.000 US, dapetnya 50 tahun. Lebih baik 10.000 US permenit, anda selalu tanya berapa cepat kita bisa menghasilkan, dan bisa sampai lebih cepat anda baru bisa pensiun! Kalau anda tidak waspada tentang waktu anda tidak bisa sukses.

Action Plan :
1. Umur berapa Anda ingin pensiun?
2. Bagaimana Model bisnis Anda?
3. Seberapa cepat?

Demikian dari Saya, Jika Anda ingin mendapatkan informasi lebih banyak lagi, Anda bisa mendapatkannya secara Gratis sebuah eBook TDW University – Business Session karya mentor Saya Tung Desem Waringin sebuah panduan untuk meningkatkan kekayaan Anda. Segera klik <a href="http://tdwmastery.com/bm/?id=19130">TDW Mastery</a>,
Anda bisa mendapatkannya di sini :
http://tdwmastery.com/bm/?id=19130

TDW Mastery - Bagaimana Berhasil Menjadi True Business Owner

Salah  satu tes apakah “Business Owner” atau “Self-employee” yang memiliki business sesungguhnya adalah bila bisnis tadi kita tinggal satu tahun, bisnis tadi bertambah besar atau rugi, (bisakah anda meninggalkan bisnis anda selama satu tahun atau lebih dan saat kembali menemukannya lebih menguntungkan serta berjalan dengan baik daripada ketika anda pergi?).
•    Bagaimana bisnis kita berkembang dengan atau tanpa kita ?
Menurut Robert Kiyosaki untuk berhasil menjadi “Business Owner” diperlukan :
A. Pengendalian sistem
B. Kemampuan memimpin orang.
•    Banyak orang merasa bahwa yang paling penting adalah produk atau jasanya. Ini tidak mutlak benar.
•    Jutaan orang bisa membuat burger lebih enak dari Mc. Donald tapi hanya Mc. Donald yang mempunyai system yang telah menyajikan milyaran burger.
•    Menurut saya ada 3 sistem yang diperlukan untuk membuat perusahaan menjadi dahsyat :
1. Sistem sumber daya manusia termasuk pembinaan, reward dan punishmentnya.
2. Sistem kontrol (kontrol arus kas, kontrol kedisiplinan, kontrol keuangan , administrasi, dll).
3. Sistem marketingnya.

Sistem adalah urut-urutan kerja yang logis dan menghasilkan.
Untuk memilih orang-orang yang tepat menurut saya ada 3 kualitas yang diperlukan, yaitu :
1.    Passion
2.    Integrity
3.    Skill

Demikian dari Saya, Jika Anda ingin mendapatkan informasi lebih banyak lagi, Anda bisa mendapatkannya secara Gratis sebuah eBook TDW University – Business Session karya mentor Saya Tung Desem Waringin sebuah panduan untuk meningkatkan kekayaan Anda. Segera klik <a href="http://tdwmastery.com/bm/?id=19130">TDW Mastery</a>,
Anda bisa mendapatkannya di sini :
 

http://tdwmastery.com/bm/?id=19130

jualan ide sedekah ilmu di internet

Sebenarnya ini materi lama yang mungkin para blogger sudah sering dengar. Tapi Ide bisnis ini layak untuk di ulas lagi terutama bagi yang belum pernah baca atau juga bagi para pemula yang mau ikut2 an cari duit di internet, biar jangan salah arah dan tidak menghabiskan banyak waktu dan uang.

Tahukah anda ide atau hoby anda bisa di jadikan uang di internet? Tahukah anda banyak sekali orang yang lapar yang berani bayar hanya untuk mengetahui sebuah info di internet?

Karena Berdasarkan penelitian ternyata ada dua produk yang paling laku
di Internet terutama untuk pasar indonesia yaitu sex dan informasi.

Karena mudahnya akses ke situs-situs yang berbau porno maka banyak film atau cd atau apa saja yang berbau porno laku dengan sangat banyak via Internet.


Memalukan yah ;-)


Yang kedua adalah informasi.


Informasi ini termasuk ebook (buku eletronik), report, artikel, software, membersite, tips dan lain sebagainya.


No 1 nya adalah ebook atau buku elektronik.


Nah, terus bagaimana sih Anda bisa dapatkan "sesuatu" IDE untuk di jual?


Gampang banget, coba baca berikut ini ...


Ide itu bisa berasal dari pengalaman Anda yang bisa membantu memecahkan masalah orang lain.


Sekali lagi, coba cek pengalaman Anda baik itu ditempat kerja, usaha Anda, keluarga, dalam perjalanan wisata, dsb.


Nah, coba Anda pikir. Apakah Anda pernah punya pengalaman menarik seperti halnya

di bawah ini.

"...Kemaren saya berkunjung ke tempat teman saya yang akan mengadakan resepsi perkawinan.


Nah, karena jaman sekarang apa-apa mahal maka teman saya pun mensiasatinya dengan berbagai macam cara.


Dari mulai memberdayakan seluruh anggota keluarga, menyicil pembelian perlengkapan seperti hadiah, souvenir, pakaian, dll.


Kemudian juga mencari hiburan untuk resepsi, dsb..."


Nah, Menurut Anda apakah itu bukan informasi yang menarik. Hmm, Anda bisa buat produk informasi, "7 Rahasia Bagaimana Anda BISA  mengadakan resepsi perkawinan yang hemat namun meriah Tanpa Menguras Kantong Anda!"


Apakah Anda harus kawin dulu? Tentu tidak bukan.


Seperti kasus saya di atas, saya hanya perlu mendengarkan dan mencatat apa-apa saja yang perlu di persiapkan dari calon penganten kemudian mengetik dan membuatnya ke dalam sebuah E-book.


Mungkin saya akan menghubungi beberapa penganten yang sudah sukses mengadakan resepsi perkawinan. Bahkan saya akan menghubungi konsultan perkawinan untuk mendengarkan pendapatnya.


Setelah itu saya susun ide-ide saya dalam bentuk tulisan yang mudah dimengerti dan menarik. Saya akan buat softcopynya dalam bentuk e-book


Dan setelah itu, saya siap jualan melalui internet :-)


Saya yakin, saat ini ada ribuan pasangan mudah yang belum tahu bagaimana cara mengadakan pesta perkawinan dengan hemat namun meriah.


Lalu, apakah jika saya menjual informasi tersebut dengan harga Rp. 40.000,- untuk mereka yang membutuhkan tips tentang pesta perkawinan BISA LAKU?


SAYA BERANI JAMIN. PASTI MEREKA MAU MEMBELINYA. Bagaimana dengan Anda?


Nah, banyak sekali ide yang bisa Anda jual loh. Baiklah, kita sudah membahas mengenai menemukan atau membuat produk yang berkualitas dari pengalaman Anda.

Lalu bagaimana Anda bisa menemukan ide yang betul2 banyak di cari orang ?
Anda bisa cari ide yang rame di cari orang dengan menggunakan google keywordtool.
Berikut ini adalah video cara mencari pasar di dindonesia lewat google keywordtool
http://beritahebohterkini.blogspot.com

Minggu, 27 Februari 2011

jasa bikin buku tahunan sekolah




Jl.gedong kuning selatan kg pilahan kidul 1/891rejowinagun koatagede 55171
081931194193 / sixgreen_creative@yahoo.com/ ruangvisualmagz@gmail.com
http://www.six-green.com/buku-tahunan-sekolah-clothing-company-profile-advertising/

Beramal Akhirat untuk Tujuan Dunia (Contoh : Bersedekah Hanya Untuk Memperlancar Rizki)

Beramal Akhirat untuk Tujuan Dunia (Contoh : Bersedekah Hanya Untuk Memperlancar Rizki)

sumber : http://pengusahamuslim.com/
 
Alhamdullillahilladzi hamdan katsiron thoyyiban mubaarokan fiih kamaa yuhibbu Robbunaa wa yardho. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam.
Itulah yang sering kita lihat pada umat Islam saat ini. Mereka memang gemar melakukan puasa sunnah (yaitu puasa Senin-Kamis dan lainnya), namun semata-mata hanya untuk menyehatkan badan sebagaimana saran dari beberapa kalangan. Ada juga yang gemar sekali bersedekah, namun dengan tujuan untuk memperlancar rizki dan karir.

Begitu pula ada yang rajin bangun di tengah malam untuk bertahajud, namun tujuannya hanyalah ingin menguatkan badan. Semua yang dilakukan memang suatu amalan yang baik.

Tetapi niat di dalam hati senyatanya tidak ikhlash karena Allah, namun hanya ingin mendapatkan tujuan-tujuan duniawi semata. Kalau memang demikian, mereka bisa termasuk orang-orang yang tercela sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut.
Dengan Amalan Sholeh Hanya Mengharap Keuntungan Dunia, Sungguh Akan Sangat Merugi
Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16)
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud [11] : 15-16)
Yang dimaksud dengan “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia” yaitu barangsiapa yang menginginkan kenikmatan dunia dengan melakukan amalan akhirat.
Yang dimaksud “perhiasan dunia” adalah harta dan anak.

Mereka yang beramal seperti ini: “niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan”.

Maksudnya adalah mereka akan diberikan dunia yang mereka inginkan. Ini semua diberikan bukan karena mereka telah berbuat baik, namun semata-mata akan membuat terlena dan terjerumus dalam kebinasaan karena rusaknya amalan mereka. Dan juga mereka tidak akan pernah yubkhosuun, yaitu dunia yang diberikan kepada mereka tidak akan dikurangi.

Ini berarti mereka akan diberikan dunia yang mereka cari seutuhnya (sempurna).
Dunia, mungkin saja mereka peroleh. Dengan banyak melakukan amalan sholeh, boleh jadi seseorang akan bertambah sehat, rizki semakin lancar dan karir terus meningkat. Dan itu senyatanya yang mereka peroleh dan Allah pun tidak akan mengurangi hal tersebut sesuai yang Dia tetapkan.

Namun apa yang mereka peroleh di akhirat?
Lihatlah firman Allah selanjutnya (yang artinya), “Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka”. Inilah akibat orang yang hanya beribadah untuk mendapat tujuan dunia saja.

Mereka memang di dunia akan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Adapun di akhirat, mereka tidak akan memperoleh pahala karena mereka dalam beramal tidak menginginkan akhirat. Ingatlah, balasan akhirat hanya akan diperoleh oleh orang yang mengharapkannya. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ أَرَادَ الْآَخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا
“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS. Al Israa’: 19)
Orang-orang seperti ini juga dikatakan: “lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. Ini semua dikarenakan mereka dahulu di dunia beramal tidak ikhlas untuk mengharapkan wajah Allah sehingga ketika di akhirat, sia-sialah amalan mereka. (Lihat penjelasan ayat ini di I’aanatul Mustafid, 2/92-93)

Sungguh betapa banyak orang yang melaksanakan shalat malam, puasa sunnah dan banyak sedekah, namun itu semua dilakukan hanya bertujuan untuk menggapai kekayaan dunia, memperlancar rizki, umur panjang, dan lain sebagainya.
Ibnu ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhu- menafsirkan surat Hud ayat 15-16. Beliau –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan,
“Sesungguhnya orang yang riya’, mereka hanya ingin memperoleh balasan kebaikan yang telah mereka lakukan, namun mereka minta segera dibalas di dunia.”
Ibnu ‘Abbas juga mengatakan,
“Barangsiapa yang melakukan amalan puasa, shalat atau shalat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari Allah: “Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Namun amalannya akan sia-sia (lenyap) di akhirat nanti karena mereka hanya ingin mencari dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang merugi”.”
Perkataan yang sama dengan Ibnu ‘Abbas ini juga dikatakan oleh Mujahid, Adh Dhohak dan selainnya.
Qotadah mengatakan,
“Barangsiapa yang dunia adalah tujuannya, dunia yang selalu dia cari-cari dengan amalan sholehnya, maka Allah akan memberikan kebaikan kepadanya di dunia. Namun ketika di akhirat, dia tidak akan memperoleh kebaikan apa-apa sebagai balasan untuknya. Adapun seorang mukmin yang ikhlash dalam beribadah (yang hanya ingin mengharapkan wajah Allah), dia akan mendapatkan balasan di dunia juga dia akan mendapatkan balasan di akhirat.”
(Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, tafsir surat Hud ayat 15-16)
Hanya Beramal Untuk Menggapai Dunia, Tidak Akan Dapat Satu Bagianpun Di Akhirat
Kenapa seseorang beribadah dan beramal hanya ingin menggapai dunia? Jika seseorang beramal untuk mencari dunia, maka dia memang akan diberi.

Jika shalat tahajud, puasa senin-kamis yang dia lakukan hanya ingin meraih dunia, maka dunia memang akan dia peroleh dan tidak akan dikurangi. Namun apa akibatnya di akhirat? Sungguh di akhirat dia akan sangat merugi. Dia tidak akan memperoleh balasan di akhirat disebabkan amalannya yang hanya ingin mencari-cari dunia.

Namun bagaimana dengan orang yang beramal dengan ikhlash, hanya ingin mengharap wajah Allah? Di akhirat dia akan memperoleh pahala yang berlipat ganda.
Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نزدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy Syuraa: 20)
Ibnu Katsir –rahimahullah- menafsirkan ayat di atas,
“Barangsiapa yang mencari keuntungan di akhirat, maka Kami akan menambahkan keuntungan itu baginya, yaitu Kami akan kuatkan, beri nikmat padanya karena tujuan akhirat yang dia harapkan.

Kami pun akan menambahkan nikmat padanya dengan Kami balas setiap kebaikan dengan sepuluh kebaikan hingga 700 kali lipat hingga kelipatan yang begitu banyak sesuai dengan kehendak Allah. … Namun jika yang ingin dicapai adalah dunia dan dia tidak punya keinginan menggapai akhirat sama sekali, maka balasan akhirat tidak akan Allah beri dan dunia pun akan diberi sesuai dengan yang Allah kehendaki.


Dan jika Allah kehendaki, dunia dan akhirat sekaligus tidak akan dia peroleh. Orang seperti ini hanya merasa senang dengan keinginannya saja, namun barangkali akhirat dan dunia akan lenyap seluruhnya dari dirinya.”
Ats Tsauri berkata, dari Mughiroh, dari Abul ‘Aliyah, dari Ubay bin Ka’ab -radhiyallahu ‘anhu-, beliau mengatakan,
بشر هذه الأمة بالسناء والرفعة والدين والتمكين في الأرض فمن عمل منهم عمل الآخرة للدنيا لم يكن له في الآخرة من نصيب
“Umat ini diberi kabar gembira dengan kemuliaan, kedudukan, agama dan kekuatan di muka bumi. Barangsiapa dari umat ini yang melakukan amalan akhirat untuk meraih dunia, maka di akhirat dia tidak mendapatkan satu bagian pun.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya, Al Hakim dan Al Baiaqi. Al Hakim mengatakan sanadnya shahih. Syaikh Al Albani menshahihkan hadits ini dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib)
Terdapat pula riwayat dalam Al Baihaqi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بشر هذه الأمة بالتيسير والسناء والرفعة بالدين والتمكين في البلاد والنصر فمن عمل منهم بعمل الآخرة للدنيا فليس له في الآخرة من نصيب
“Umat ini diberi kabar gembira dengan kemudahan, kedudukan dan kemulian dengan agama dan kekuatan di muka bumi, juga akan diberi pertolongan. Barangsiapa yang melakukan amalan akhirat untuk mencari dunia, maka dia tidak akan memperoleh satu bagian pun di akhirat. ”
Tanda Seseorang Beramal Untuk Tujuan Dunia
Al Bukhari membawakan hadits dalam Bab “Siapa yang menjaga diri dari fitnah harta”. 
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ ، وَالدِّرْهَمِ ، وَالْقَطِيفَةِ ، وَالْخَمِيصَةِ ، إِنْ أُعْطِىَ رَضِىَ ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ تَعِسَ وَانْتَكَسَ
“Celakalah hamba dinar, dirham, qothifah dan khomishoh. Jika diberi, dia pun ridho. Namun jika tidak diberi, dia tidak ridho, dia akan celaka dan akan kembali binasa.” (HR. Bukhari). Qothifah adalah sejenis pakaian yang memiliki beludru. Sedangkan khomishoh adalah pakaian yang berwarna hitam dan memiliki bintik-bintik merah. (I’aanatul Mustafid, 2/93)
Kenapa dinamakan hamba dinar, dirham dan pakaian yang mewah? Karena mereka yang disebutkan dalam hadits tersebut beramal untuk menggapai harta-harta tadi, bukan untuk mengharap wajah Allah. Demikianlah sehingga mereka disebut hamba dinar, dirham dan seterusnya. Adapun orang yang beramal karena ingin mengharap wajah Allah semata, mereka itulah yang disebut hamba Allah (sejati).

Di antara tanda bahwa mereka beramal untuk menggapai harta-harta tadi atau ingin menggapai dunia disebutkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selanjutnya: “Jika diberi, dia pun ridho. Namun jika tidak diberi, dia pun tidak ridho (murka), dia akan celaka dan kembali binasa”. Hal ini juga yang dikatakan kepada orang-orangmunafik sebagaimana dalam firman Allah,
وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ
“Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.” (QS. At Taubah: 58)
Itulah tanda seseorang dalam beramal hanya ingin menggapai tujuan dunia. Jika dia diberi kenikmatan dunia, dia ridho. Namun, jika kenikmatan dunia tersebut tidak kunjung datang, dia akan murka dan marah. Dalam hatinya seraya berujar, “Sudah sebulan saya merutinkan shalat malam, namun rizki dan usaha belum juga lancar.” Inilah tanda orang yang selalu berharap dunia dengan amalan sholehnya.

Adapun seorang mukmin, jika diberi nikmat, dia akan bersyukur. Sebaliknya, jika tidak diberi, dia pun akan selalu sabar. Karena orang mukmin, dia akan beramal bukan untuk mencapai tujuan dunia. Sebagian mereka bahkan tidak menginginkan mendapatkan dunia sama sekali. Diceritakan bahwa sebagian sahabat tidak ridho jika mendapatkan dunia sedikit pun. Mereka pun tidak mencari-cari dunia karena yang selalu mereka harapkan adalah negeri akhirat. Semua ini mereka lakukan untuk senantiasa komitmen dalam amalan mereka, agar selalu timbul rasa harap pada kehidupan akhirat. Mereka sama sekali tidak menyukai untuk disegerakan balasan terhadap kebaikan yang mereka lakukan di dunia.
Akan tetapi, barangsiapa diberi dunia tanpa ada rasa keinginan sebelumnya dan tanpa ada rasa tamak terhadap dunia, maka dia boleh mengambilnya. Sebagaimana hal ini terdapat dalam hadits dari ‘Umar bin Khottob,
قَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُعْطِينِى الْعَطَاءَ فَأَقُولُ أَعْطِهِ أَفْقَرَ إِلَيْهِ مِنِّى. حَتَّى أَعْطَانِى مَرَّةً مَالاً فَقُلْتُ أَعْطِهِ أَفْقَرَ إِلَيْهِ مِنِّى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « خُذْهُ وَمَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا الْمَالِ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلاَ سَائِلٍ فَخُذْهُ وَمَا لاَ فَلاَ تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ ».
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan suatu pemberian padaku.” Umar lantas mengatakan, “Berikan saja pemberian tersebut pada orang yang lebih butuh (lebih miskin) dariku. Sampai beberapa kali, beliau tetap memberikan harta tersebut padaku.” Umar pun tetap mengatakan, “Berikan saja pada orang yang lebih butuh (lebih miskin) dariku.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Ambillah harta tersebut dan harta yang semisal dengan ini di mana engkau tidak merasa mulia dengannya dan sebelumnya engkau pun tidak meminta-mintanya. Ambillah harta tersebut. Selain harta semacam itu (yang di mana engkau punya keinginan sebelumnya padanya), maka biarkanlah dan janganlah hatimu bergantung padanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sekali lagi, begitulah orang beriman. Jika dia diberi nikmat atau pun tidak, amalan sholehnya tidak akan pernah berkurang. Karena orang mukmin sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Adapun orang yang selalu mengharap dunia dengan amalan sholehnya, dia akan bersikap berbeda. Jika dia diberi nikmat, baru dia ridho. Namun, jika dia tidak diberi, dia akan murka dan marah. Dia ridho karena mendapat kenikmatan dunia. Sebaliknya, dia murka karena kenikmatan dunia yang tidak kunjung menghampirinya padahal dia sudah gemar melakukan amalan sholeh. Itulah sebabnya orang-orang seperti ini disebut hamba dunia, hamba dinar, hamba dirham dan hamba pakaian.

Beragamnya Niat dan Amalan Untuk Menggapai Dunia
Niat seseorang ketika beramal ada beberapa macam:
[Pertama] Jika niatnya adalah murni untuk mendapatkan dunia ketika dia beramal dan sama sekali tidak punya keinginan mengharap wajah Allah dan kehidupan akhirat, maka orang semacam ini di akhirat tidak akan mendapatkan satu bagian nikmat pun. Perlu diketahui pula bahwa amalan semacam ini tidaklah muncul dari seorang mukmin. Orang mukmin walaupun lemah imannya, dia pasti selalu mengharapkan wajah Allah dan negeri akhirat.

[Kedua] Jika niat seseorang adalah untuk mengharap wajah Allah dan untuk mendapatkan dunia sekaligus, entah niatnya untuk kedua-duanya sama atau mendekati, maka semacam ini akan mengurangi tauhid dan keikhlasannya. Amalannya dinilai memiliki kekurangan karena keikhlasannya tidak sempurna.

[Ketiga] Adapun jika seseorang telah beramal dengan ikhlash, hanya ingin mengharap wajah Allah semata, akan tetapi di balik itu dia mendapatkan upah atau hasil yang dia ambil untuk membantunya dalam beramal (semacam mujahid yang berjihad lalu mendapatkan harta rampasan perang, para pengajar dan pekerja yang menyokong agama yang mendapatkan upah dari negara setiap bulannya), maka tidak mengapa mengambil upah tersebut. Hal ini juga tidak mengurangi keimanan dan ketauhidannya, karena semula dia tidak beramal untuk mendapatkan dunia. Sejak awal dia sudah berniat untuk beramal sholeh dan menyokong agama ini, sedangkan upah yang dia dapatkan adalah di balik itu semua yang nantinya akan menolong dia dalam beramal dan beragama. (Lihat Al Qoulus Sadiid, 132-133)

Adapun amalan yang seseorang lakukan untuk mendapatkan balasan dunia ada dua macam:

[Pertama] Amalan yang tidak disebutkan di dalamnya balasan dunia. Namun seseorang melakukan amalan tersebut untuk mengharapkan balasan dunia, maka semacam ini tidak diperbolehkan bahkan termasuk kesyirikan.
Misalnya: Seseorang melaksanakan shalat Tahajud. Dia berniat dalam hatinya bahwa pasti dengan melakukan shalat malam ini, anaknya yang akan lahir nanti adalah laki-laki. Ini tidak dibolehkan karena tidak ada satu dalil pun yang menyebutkan bahwa dengan melakukan shalat Tahajud akan mendapatkan anak laki-laki.

[Kedua] Amalan yang disebutkan di dalamnya balasan dunia. Contohnya adalah silaturrahim dan berbakti kepada kedua orang tua. Semisal silaturrahim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa senang untuk dilapangkan rizki dan dipanjangkan umurnya, maka jalinlah tali silaturrahim (hubungan antar kerabat).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika seseorang melakukan amalan semacam ini, namun hanya ingin mengharapkan balasan dunia saja dan tidak mengharapkan balasan akhirat, maka orang yang melakukannya telah terjatuh dalam kesyirikan. Namun, jika dia melakukannya tetap mengharapkan balasan akhirat dan dunia sekaligus, juga dia melakukannya dengan ikhlash, maka ini tidak mengapa dan balasan dunia adalah sebagai tambahan nikmat untuknya karena syari’at telah menunjukkan adanya balasan dunia dalam amalan ini. (Lihat At Tamhid Li Syarh Kitabit Tauhid)

Perbedaan dan Kesamaan Beramal untuk Meraih Dunia dengan Riya’
Syaikh Muhammad At Tamimi –rahimahullah- membawakan pembahasan ini dalam Kitab Tauhid pada Bab“Termasuk kesyirikan, seseorang beribadah untuk mencari dunia”. Beliau –rahimahullah- membawakannya setelah membahas riya’. Kenapa demikian?

Riya’ dan beribadah untuk mencari dunia, keduanya sama-sama adalah amalan hati dan terlihat begitu samar karena tidak nampak di hadapan orang banyak. Namun, Keduanya termasuk amalan kepada selain Allah Ta’ala. Ini berarti keduanya termasuk kesyirikan yaitu syirik khofi (syirik yang samar). Keduanya memiliki peredaan. Riya’ adalah beramal agar dilihat oleh orang lain dan ingin tenar dengan amalannya. Sedangkan beramal untuk tujuan dunia adalah banyak melakukan amalan seperti shalat, puasa, sedekah dan amalan sholeh lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan balasan segera di dunia semacam mendapat rizki yang lancar dan lainnya.

Tetapi perlu diketahui, para ulama mengatakan bahwa amalan seseorang untuk mencari dunia lebih nampak hasilnya daripada riya’. Alasannya, kalau seseorang melakukan amalan dengan riya’, maka jelas dia tidak mendapatkan apa-apa. Namun, untuk amalan yang kedua, dia akan peroleh kemanfaatan di dunia. Akan tetapi, keduanya tetap saja termasuk amalan yang membuat seseorang merugi di hadapan Allah Ta’ala. Keduanya sama-sama bernilai syirik dalam niat maupun tujuan. Jadi kedua amalan ini memiliki kesamaan dari satu sisi dan memiliki perbedaan dari sisi yang lain.

Kenapa Engkau Tidak Ikhlash Saja dalam Beramal?
Sebenarnya jika seseorang memurnikan amalannya hanya untuk mengharap wajah Allah dan ikhlash kepada-Nya niscaya dunia pun akan menghampirinya tanpa mesti dia cari-cari.

Namun, jika seseorang mencari-cari dunia dan dunia yang selalu menjadi tujuannya dalam beramal, memang benar dia akan mendapatkan dunia tetapi sekadar yang Allah takdirkan saja. Ingatlah ini … !!
Semoga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa menjadi renungan bagi kita semua,
مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ
“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi no. 2465. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat penjelasan hadits ini di Tuhfatul Ahwadzi, 7/139)
Marilah –saudaraku-, kita ikhlashkan selalu niat kita ketika kita beramal. Murnikanlah semua amalan hanya untuk menggapai ridho Allah. Janganlah niatkan setiap amalanmu hanya untuk meraih kenikmatan dunia semata. Ikhlaskanlah amalan tersebut pada Allah, niscaya dunia juga akan engkau raih. Yakinlah hal ini …!!

Semoga Allah selalu memperbaiki aqidah dan setiap amalan kaum muslimin. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada mereka ke jalan yang lurus.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala wa alihi wa shohbihi wa sallam.
Rujukan:
1. Al Qoulus Sadiid Syarh Kitab At Tauhid, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Wizarotusy syu’un Al Islamiyyah wal Awqof wad Da’wah wal Irsyad-Al Mamlakah Al ‘Arobiyah As Su’udiyah.
2. I’aanatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid, Sholeh bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan.
3. At Tamhid li Syarhi Kitabit Tauhid, Sholeh bin ‘Abdul Aziz Alu Syaikh, Daar At Tauhid.
4. Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Abul Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir Al Qurosyi Ad Dimasyqi, Tahqiq: Saami bin Muhammad Salamah, Dar Thobi’ah Lin Nasyr wat Tauzi’.
5. Tuhfatul Ahwadzi bi Syarhi Jaami’it Tirmidzi, Muhammad ‘Abdurrahman bin ‘Abdirrahim Al Mubarakfuriy Abul ‘Alaa, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, Beirut.
****
Disusun di rumah mertua tercinta
Sabtu sore, 22 Rabi’uts Tsani 1430 H
Al Faqir Ilallah: Muhammad Abduh Tuasikal (http://rumaysho.wordpress.com)

Sabtu, 26 Februari 2011

ORANG PALING “KAYA

ORANG PALING “KAYA”
Alhamdulillahi wahdah, wash shalatu was salamu 'ala rasulillah.
Prolog
Siapakah orang yang paling kaya di dunia saat ini?
"Yang punya perusahaan Microsoft; Bill Gates!" Mungkin inilah jawaban yang terlontar, andaikan salah seorang dari kita dihadapkan pada pertanyaan di atas. Atau bisa jadi jawabannya, "Pemain bola anu!" atau "Artis itu!"
Berbagai jawaban di atas barangkali akan sangat dianggap wajar karena barometer kekayaan di benak kebanyakan orang saat ini diukur dengan kekayaan harta duniawi. Padahal, jika menggunakan barometer syariat, bukan merupakan hal yang mustahil bahwa kita pun amat berpeluang untuk menjadi kandidat orang paling “kaya”!
Orang paling kaya di mata syariat
Orang paling kaya, jika diukur dengan timbangan syariat, adalah: orang yang paling nrimo.
Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan,
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
"Kekayaan tidaklah diukur dengan banyaknya harta, namun kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati." (HR. Bukhari dan Muslim; dari Abu Hurairah)
Kaya hati, atau sering diistilahkan dengan "qana'ah", artinya adalah 'nrimo (menerima) dan rela dengan berapa pun yang diberikan oleh Allah Ta'ala.
Berapa pun rezeki yang didapatkan, dia tidak mengeluh. Mendapat rezeki banyak, bersyukur; mendapat rezeki sedikit, bersabar dan tidak mengumpat.
Andaikan kita telah bisa mengamalkan hal di atas, saat itulah kita bisa memiliki kans besar untuk menjadi orang terkaya di dunia. Ujung-ujungnya, keberuntunganlah yang menanti kita, sebagaimana janji Sang Musthafa shallallahu 'alaihi wa sallam,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
"Beruntunglah orang yang berislam, dikaruniai rezeki yang cukup, dan dia dijadikan menerima apa pun yang dikaruniakan Allah (kepadanya)." (HR. Muslim; dari Abdullah bin 'Amr)
Berdasarkan barometer di atas, bisa jadi orang yang berpenghasilan dua puluh ribu sehari dikategorikan orang kaya, sedangkan orang yang berpenghasilan dua puluh juta sehari dikategorikan orang miskin. Pasalnya, orang pertama merasa cukup dengan uang sedikit yang didapatkannya. Adapun orang kedua, dia terus merasa kurang walaupun uang yang didapatkannya sangat banyak.
Bagaimana mungkin orang yang berpenghasilan dua puluh ribu dianggap berkecukupan, padahal ia harus menafkahi istri dan anak-anaknya?
Ya, selain karena keberkahan yang Allah limpahkan dalam hartanya, juga karena ukuran kecukupan menurut Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sebagai berikut,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
"Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya." (HR. Tirmidzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)
Kiat membangun pribadi yang qana'ah
Di antara resep sukses membentuk jiwa yang qana'ah adalah dengan melatih diri untuk menyadari seyakin-yakinnya bahwa rezeki hanyalah di tangan Allah dan yang kita dapatkan telah dicatat oleh Allah Ta'ala, serta tidak mungkin melebihi apa yang telah ditentukan-Nya, walaupun kita pontang-panting dalam bekerja.
Allah Ta'ala mengingatkan,
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا
"Tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin rezekinya oleh Allah." (QS. Hud:6)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menasihatkan,
إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوْتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ، فَلاَ تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ، وَاتَّقُوا اللهَ أَيُّهَا النَّاس، وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ، خُذُوْا مَا حَلَّ وَدَعُوْا مَا حَرُمَ
"Sesungguhnya, seseorang di antara kalian tidak akan mati kecuali setelah dia mendapatkan seluruh rezeki (yang Allah takdirkan untuknya) secara sempurna. Maka, janganlah kalian bersikap tidak sabaran dalam menanti rezeki.  Bertakwalah kepada Allah, wahai manusia! Carilah rezeki secara proporsional, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram." (HR. Al-Hakim; dari Jabir; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Buah manis qana'ah
Sebagai suatu karakter yang terpuji, qana'ah tentunya menumbuhkan sifat-sifat positif lainnya, yang tidak lain adalah buah dari qana'ah itu sendiri. Di antaranya:
Pertama: Qana'ah menjadikan seseorang tidak mudah tergiur untuk memiliki harta yang dimiliki orang lain.
Dia merasa cukup dengan apa yang telah dimilikinya, sehingga dia selalu hidup dalam ketenteraman dan kedamaian batin. Dia tidak pernah iri maupun dengki dengan kelebihan nikmat yang Allah limpahkan pada orang lain.
Karakter istimewa inilah yang Allah rekam sebagai salah satu perangai para sahabat Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, tatkala Dia menceritakan kondisi mereka yang fakir,
يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاء مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُم بِسِيمَاهُمْ لاَ يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافاً
"(Orang lain)--yang tidak tahu--menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya, karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (wahai Muhammad), mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta dengan cara mendesak kepada orang lain." (QS. Al-Baqarah:273)
Kedua: Qana'ah menempa jiwa seseorang untuk tidak mengadu tentang kesusahan hidupnya, melainkan hanya kepada Allah Yang Mahakaya.
Inilah salah satu tingkatan tawakal tertinggi, yang telah dicapai oleh para nabiyullah. Sebagaimana yang Allah ceritakan tentang Nabi Ya'kub 'alaihis salam,
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللّهِ
"Dia (Ya'kub) berkata, 'Hanya kepada Allah, aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.'" (QS. Yusuf:86)
Mengapa para kekasih Allah hanya mengadu kepada-Nya? Karena keyakinan mereka yang begitu mendalam bahwa dunia seisinya tidak lain hanyalah kepunyaan Allah. Lantas mengapa tidak meminta saja kepada Yang Maha Memiliki segalanya, dan kenapa harus meminta kepada zat yang apa yang dimilikinya tidak lain hanyalah bersumber dari Yang Maha Memiliki?
Namun, realita berkata lain. Rata-rata, kita masih lebih suka mengetuk pintu para makhluk sebelum mengetuk pintu Sang Khalik. Karena itulah, para ulama mengingatkan, "Siapakah di antara kita yang meminta kebutuhannya kepada Allah sebelum ia memintanya kepada manusia?"
Qana'ah berarti tidak bekerja dan ikhtiar?
Janganlah dipahami dari seluruh keterangan di atas, bahwa kita tidak perlu bekerja dengan alasan qana'ah. Sehingga, cukup duduk berpangku-tangan di rumah, dengan dalih: kalaupun sudah saatnya hujan emas, niscaya akan turun juga!
Qana'ah tidaklah seperti itu, karena qana'ah maksudnya: seorang hamba bekerja semampunya dengan tetap memperhatikan rambu-rambu syariat. Setelah itu, berapa pun hasil yang didapatkan dari kerjanya, diterimanya dengan penuh rasa ridha tanpa menggerutu.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan hakikat tawakal dan korelasinya dengan ikhtiar, dalam sebuah perumpamaan yang sangat detail,
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
"Andaikan kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, niscaya kalian akan mendapatkan rezeki sebagaimana burung memperoleh rezeki. Dia pergi di pagi hari dalam keadaan perut kosong, lalu pulang di sore harinya dalam keadaan perut kenyang." (HR. Tirmidzi, dan beliau berkomentar bahwa hadis ini hasan sahih)
Ya, tentunya supaya burung bisa memenuhi perutnya, ia harus “mencari nafkah”! Dan inilah tawakal yang sebenar-benarnya; berikhtiar lalu hasilnya serahkan pada Allah ta'ala.
Wallahu a'la wa a'lam ….
Artikel www.PengusahaMuslim.com

Bayangan dunia dan akhirat pasti ada di hati setiap hamba

Menikmati Dunia Dengan Zuhud.
Oleh Syatori Abdul Rauf

Bayangan dunia dan akhirat pasti ada di hati setiap hamba,

persis seperti dua sisi timbangan;
apabila salah satu dari keduanya lebih berat
maka sisi yang lainnya akan terangkat
Saudaraku, dalam menjalankan misi kotornya mengelabui dan memperdaya manusia, nafsu dan syetan sering menggunakan “kedok” kesenangan dunia. Harapannya adalah agar manusia jadi terlena dalam buaian dan belaian dunia uthopis yang sesungguhnya hanya menjanjikan kenikmatan fatamorgana belaka, manusia dibuat lupa bahwa hidup di dunia hanyalah sementara, mereka lupa bahwa sesudah di dunia ini ada “dunia” lain, itulah dunia akhirat, tempat dimana manusia harus mempertanggung-jawabkan semua yang ia perbuat selama hidup di dunia ini.

Begitulah, dunia yang sesungguhnya tidak ada nilai dan harganya ini betul-betul telah diselimuti oleh syetan dan nafsu dengan selimut indah, berhiaskan pernik-pernik keindahan, sehingga tiadalah seorang manusia memandang dunia hanya sebatas selimutnya saja, kecuali di sana ia akan menemukan keindahan magnetik yang mempesonakan, yang membuatnya tak mampu, atau tepatnya tak mau, bergeming walau satu incipun dari aura keindahan (nisbi-pen) yang dipendarkan oleh selimut dunia. Saat itulah dunia akan menelikungnya dan menjebloskannya ke dalam belenggu ketergantungan kepada nafsu syahwati dengan kwalitas sangat rendah, kemudian menyeretnya menjadi budak-budak dunia.
Alloh Ta’ala berfirman : “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pelindungnya ?” (QS. Al Furqan : 43 )
Hamparan selimut dunia yang dibentangkan oleh syetan dan nafsu ini sebenarnya juga punya tujuan lain, yaitu memalingkan “wajah”  manusia, khususnya hamba-hamba beriman, dari semula bertawajjuh (menghadap) kepada Alloh menjadi berpaling kepada kesemuan dunia, sehingga dunia berubah menjadi “tirai” penutup yang menghalang-halangi seorang mukmin  untuk bisa menikmati keindahan Cahaya Alloh lewat pertemuan-pertemuan Ilahiyah melalui shalat, dzikir dan ibadah lainnya, yang aura keindahannya jauh lebih mempesonakan ketimbang keindahan (semu-pen) selimut dunia.

Saudaraku, ketika seorang mukmin berpaling  dari Keindahan Cahaya Alloh,  sumber hidayah dan ketenangan hakiki kepada keindahan semu selimut dunia yang hanya akan melahirkan kesesatan dan ketenangan semu, berarti ia telah merenggut dengan tangannya sendiri, hidayah dan ketenangan hakiki ini kemudian mencampakkannya ke dalam sampah kehidupan, untuk kemudian dia kenakan kesesatan dan ketenangan semu yang sarat kepalsuan dan tipu daya.

Saudaraku, tidak demikian halnya dengan seorang mukmin yang selalu dalam keadaan “terjaga” (yaqdhah), ia senantiasa berusaha “menyembunyikan” diri, menghindar dari terpaan  kilau dunia yang setiap saat menyergap dirinya. Untuk itu, ia pun akan merajut “tirai” dalam corak yang berbeda, yang akan ia pakai untuk membiaskan pesona keindahan selimut dunia, sehingga tidak sampai memalingkannya dari pesona keindahan Cahaya Alloh yang telah memendar ke seluruh sum-sum sukmawinya.
Dia akan merajut “tirai” itu dengan menggunakan benang-benang zuhud dan jarum-jarum qana’ah yang kemudian dia percantik dengan pernik-pernik kesederhanaan.

Dengan zuhud ia akan “menyerahkan” kembali dunia yang telah diberikan kepadanya kepada Yang Memberinya, yaitu Alloh Sang Pemberi rizki. Kalaupun ia  ingin memakai dunia yang ia miliki, maka ia akan memakainya hanya beberapa tetes saja, sebatas ia memerlukannya, itu pun tidak karena ingin memanjakan nafsunya, namun semata-mata karena memenuhi perintah-Nya. 

Baginya rizki dari Alloh bukanlah dari apa yang ia terima, akan tetapi dari apa yang bisa ia lakukan untuk memperbaiki hubungannya dengan Alloh dan dari apa yang bisa ia berikan untuk membahagiakan sesama.

Dengan qana’ah ia akan merasa cukup hanya dengan beberapa tetes dunia yang membasahi kerongkongan kehidupannya. Ia tidak ngoyo, tidak pula berambisius, karena “ambisi” dia adalah akhirat.

Dan dengan pernik kesederhanaan, ia akan hidup jauh dari gemerlap glamourisme, dan menghindar dari gaya hidup hedonistik, yang memanjakan hawa nafsu. Setiap kelebihan harta yang dimilikinya lebih suka ia “simpan” di kantong-kantong fakir miskin, yatim piatu, masjid, madrasah, pesantren, da’wah dan lain sebagainya.

Dengan demikian harta dan kedudukan dunia tidak membuatnya lalai dari Alloh, sehingga tak sejumputpun kebahagiaan hakiki (yang ia renda bersama-Nya) akan hilang tercuri.
Makna Zuhud.
Zuhud adalah berpalingnya keinginan terhadap sesuatu kepada sesuatu yang lain yang lebih baik. Atau berpindah dari satu keadaan yang tak bernilai menuju ke keadaan yang bernilai.

Yunus bin Maisarah berkata : “Zuhud terhadap dunia itu bukanlah mengharamkannya, bukan pula membuangnya. Tapi zuhud terhadap dunia berarti kamu yakin dan percaya kepada apa yang ada dalam Genggaman Alloh daripada apa yang ada dalam genggamanmu. Juga menyimpan keadaan dan sikap yang sama, baik ketika engkau mendapat musibah atau tidak, baik ketika ada orang yang memuji atau mencelamu.”

Abu Sulaiman berpesan zuhud itu ada tiga macam :
(Pertama) Hendaklah kamu lebih yakin dan percaya kepada apa yang ada di Tangan Alloh dari pada ada di tanganmu. Ini adalah buah dari keyakinan yang benar lagi kuat.

(Kedua)  Hendaklah kamu lebih mengharapkan pahala atas musibah yang sedang menimpa ketimbang mengharap pahala atas anugerah kenikmatan yang ada pada dirimu.

(Ketiga) Hendaklah kamu memandang sama terhadap orang yang memujimu dan mencelamu.
Ali Radhiyallohu ‘anhu berkata : “Barang siapa zuhud terhadap dunia maka akan terasa ringanlah segala musibah yang menimpa.”

Sebagian ulama salaf bertutur : “Kalaulah bukan karena musibah dunia yang menimpa, pastilah kita memasuki akhirat dalam keadaan pailit.”

Fudlail bin ‘Iyadh berkata : “Pondasi zuhud adalah ridla terhadap segala yang datang dari Alloh dan qana’ah terhadap pemberian-Nya.

Abu Hazim pernah ditanya : “Apa saja harta milik Anda ?” Beliau menjawab: “Hartaku ada dua, yang dengan keduanya aku tidak pernah takut menjadi fakir selama saya memilikinya, yaitu tsiqqah (yakin dan percaya) kepada Alloh dan tidak mengharapkan apa yang dimiliki oleh sesama manusia.”

Tingkatan Zuhud

Pertama, orang yang zuhud terhadap dunia tetapi ia masih menginginkannya, tapi ia berusaha keras, bermujahadah, menahan diri terhadap keinginan duniawi.
Kedua, orang yang zuhud terhadap dunia sebagai bukti ketaatannya kepada Alloh. Ia melihat dunia itu sebagai sesuatu yang suram bila dibanding dengan apa yang ada di Sisi Alloh yang ingin diraihnya.
Ketiga, orang yang zuhud terhadap dunia karena ingin mendapatkan kemuliaan di Sisi-Nya, dan ia zuhud dalam kezuhudannya tersebut. Dia seperti orang yang membuang sampah sambil mengambil mutiara, atau seperti orang yang ingin memasuki istana raja tetapi dihadang oleh seekor anjing di depan pintu gerbang. Lalu ia melemparkan sepotong roti untuk menyibukkannya. Akhirnya ia pun bisa masuk menemui sang raja.
Begitulah, syetan adalah anjing yang menggonggong di depan pintu gerbang menuju Alloh, menghalangi setiap manusia untuk memasukinya, padahal pintu itu terbuka, hijabnya pun tersingkap.

Dunia ini ibarat sepotong roti. Siapa yang ingin menggapai kemuliaan Alloh, Sang Maha Raja, maka bagaimana mungkin masih memperhitungkannya, apalagi mendekapnya?  Ia pasti akan segera “melemparkan” roti tersebut, agar ia bisa sampai ke Hadirat-Nya, menggapai maqam terpuji (maqamam mahmuda).

Ya Alloh, cukupilah hidupku dengan rizkiMu yang halal, jauhkan diriku dari sesuatu yang Engkau haramkan, curahkan anugrahmu kepadaku, jauhkan aku dari meminta sesuatu kepada selain Engkau.

Ya Alloh, jauhkan kami dari fitnah dunia. Jangan Kau biarkan dunia bersemayam di lubuk hati kami. Jangan Kau biarkan dunia menipu dan memperdaya kami yang membuat kami berpaling dan melupakan-Mu.
Ya Alloh, titipkan kepada kami dunia yang membuat kami menjadi semakin zuhud, qana’ah dan sederhana, semakin dekat dengan-Mu dan semakin bermanfaat buat sesama.
>>> Kisah Berhikmah

Ketika Seorang Mukmin Dianugerahi Ni’mat Duniawi

Syahdan, saat Umar bin Abdul Aziz baru saja didaulat menjadi  khalifah, menggantikan khalifah sebelumnya. beliau menyambutnya dengan derai air mata ketakutan. Ketika istri beliau, Fathimah menanyakan hal ini beliau pun menjawab: “Saya khawatir  dengan jabatan khalifah ini, saya tidak bisa melindungi mereka yang mestinya harus dilindungi, tidak bisa menjaga mereka yang mestinya harus dijaga, tidak bisa menyantuni mereka yang mestinya harus disantuni, sehingga saya tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan Alloh di hari akhirat nanti, karena itulah saya menangis.”

Saudaraku, seorang mukmin  tidak akan memandang ni’mat duniawi sebagai anugerah, ia memahaminya sebagai amanah yang Alloh titipkan kepadanya, yang tentunya ia harus bertanggung jawab terhadap amanah tersebut, karena besok di akhirat nanti Alloh pasti akan menanyakan seluruh amanah ni’mat duniawi tersebut.
Rasululloh Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Seorang hamba tidak akan dizinkan melangkahkan kakinya di hari qiyamat nanti, sampai ia ditanya tentang 5 hal : Tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa dipergunakan, tentang hartanya dari mana diperoleh dan untuk apa dipergunakan dan tentang ilmunya apa yang sudah ia amalkan.”

Kisah Umar bin Abdul Aziz di atas mengajarkan kepada kita lima sikap yang paling tidak akan menjadi prinsip seorang mukmin setiap kali ia berhadapan dengan “anugerah” ni’mat duniawi ini yaitu :
  1. Menganggapnya sebagai ujian.
  2. Menerimanya dengan rasa berat, karena khawatir tidak bisa menjaganya dengan baik.
  3. Berusaha menjaganya dengan baik, yakni dengan mentasharufkannya (mempergunakannya) sesuai dengan keinginan Dzat yang telah “menganugerahkan” ni’mat duniawi tersebut.
  4. Tidak memiliki ambisi untuk mendapatkan “anugerah” duniawi ini, lebih-lebih sampai mengalahkan kepentingan-kepentingan ukhrawiyahnya.
  5. Tidak menganggapnya sebagai tujuan hidup di dunia, apalagi menjadikannya sebagai parameter sebuah kebahagiaan.
Ya Alloh, jauhkan kami dari fitnah dunia. Jangan Kau biarkan dunia bersemayam di lubuk hati kami. Jangan Kau biarkan dunia menipu dan memperdaya kami yang membuat kami berpaling dan melupakan-Mu.
Ya Alloh, titipkan kepada kami dunia yang membuat kami menjadi semakin zuhud, qana’ah dan sederhana, semakin dekat dengan-Mu dan semakin bermanfaat buat sesama.
>
http://mediasholeha.wordpress.com/


Kiat sukses dunia akhirat dari Nabi

apa 
ya?Malu rasanya sering mengutip kiat sukses dari orang barat. Maka yang ini kiat dari Rasulullah. Dijamin lebih mustajab. Saya kutip dari situs 



HADIS MUTHAHHARAH

Dari Sayyidina Khalid bin Al-Walid Radiallahu’anhu telah berkata : Telah datang seorang arab desa kepada Rasulullah S.A.W yang mana dia menyatakan tujuannya : Wahai Rasulullah! sesungguhnya kedatanganku ini adalah untuk bertanya kepada engkau mengenai apa yang akan menyempurnakan diriku di dunia dan akhirat. Maka baginda S.A.W telah berkata kepadanya Tanyalah apa yang engkau kehendaki :

Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang alim
Baginda S.A.W menjawab : Takutlah kepada Allah maka engkau akan jadi orang yang alim


Dia berkata : Aku mau menjadi orang paling kaya
Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang yakin pada diri engkau maka engkau akan jadi orang paling kaya


Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang adil
Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana engkau kasih pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusia


Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang paling baik
Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka engkau akan jadi sebaik-baik manusia


Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang istimewa di sisi Allah Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan zikrullah niscaya engkau akan jadi orang istimewa di sisi Allah

Dia berkata : Aku mau disempurnakan imanku Baginda S.A.W menjawab : Perelokkan akhlakmu niscaya imanmu akan sempurna

Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan orang yang muhsinin (baik)
Baginda S.A.W menjawab : Beribadatlah kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya dan jika engkau tidak merasa begitu sekurangnya engkau yakin Dia tetap melihat engkau maka dengan cara ini engkau akan termasuk golongan muhsinin


Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang taat Baginda S.A.W menjawab : Tunaikan segala kewajipan yang difardhukan maka engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat

Dia berkata : Aku mau berjumpa Allah dalan keadaan bersih daripada dosa Baginda S.A.W menjawab : Bersihkan dirimu daripada najis dosa niscaya engkau akan menemui Allah dalam keadaan suci daripada dosa

Dia berkata : Aku mau dihimpun pada hari qiamat di bawah cahaya Baginda S.A.W menjawab : Jangan menzalimi seseorang maka engkau akan dihitung pada hari qiamat di bawah cahaya

Dia berkata : Aku mau dikasihi oleh Allah pada hari qiamat Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain niscaya Allah akan mengasihanimu pada hari qiamat

Dia berkata : Aku mau dihapuskan segala dosaku Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan beristighfar niscaya akan dihapuskan( kurangkan ) segala dosamu

Dia berkata : Aku mau menjadi semulia-mulia manusia Baginda S.A.W menjawab : Jangan mengesyaki sesuatu perkara pada orang lain niscaya engkau akan jadi semulia-mulia manusia

Dia berkata : Aku mau menjadi segagah-gagah manusia Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa menyerah diri (tawakkal) kepada Allah niscaya engkau akan jadi segagah-gagah manusia

Dia berkata : Aku mau dimurahkan rezeki oleh Allah Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa berada dalam keadaan bersih ( dari hadas ) niscaya Allah akan memurahkan rezeki kepadamu

Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang dikasihi oleh Allah dan rasulNya Baginda S.A.W menjawab : Cintailah segala apa yang disukai oleh Allah dan rasulNya maka engkau termasuk dalam golongan yang dicintai oleh Mereka

Dia berkata : Aku mau diselamatkan dari kemurkaan Allah pada hari qiamat Baginda S.A.W menjawab : Jangan marah kepada orang lain niscaya engkau akan terselamat daripada kemurkaan Allah dan rasulNya

Dia berkata : Aku mau diterima segala permohonanku Baginda S.A.W menjawab : Jauhilah makanan haram niscaya segala permohonanmu akan diterimaNya

Dia berkata : Aku mau agar Allah menutupkan segala keaibanku pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Tutuplah keburukan orang lain niscaya Allah akan menutup keaibanmu pada hari qiamat

Dia berkata : Siapa yang terselamat daripada dosa?
Baginda S.A.W menjawab : Orang yang sentiasa mengalir air mata penyesalan,mereka yang tunduk pada kehendakNya dan mereka yang ditimpa kesakitan


Dia berkata : Apakah sebesar-besar kebaikan di sisi Allah? Baginda S.A.W menjawab : Elok budi pekerti, rendah diri dan sabar dengan ujian ( bala )

Dia berkata : Apakah sebesar-besar kejahatan di sisi Allah? Baginda S.A.W menjawab : Buruk akhlak dan sedikit ketaatan

Dia berkata : Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat ? Baginda S.A.W menjawab : Sedekah dalam keadaan sembunyi ( tidak diketahui ) dan menghubungkan kasih sayang

Dia berkata: Apakah yang akan memadamkan api neraka pada hari qiamat? Baginda S.A.W menjawab : sabar di dunia dengan bala dan musibah 
http://sepia.blogsome.com

Mengembangkan Karyawan dengan Jurus Kungfu Panda


Film animasi Kungfu Panda yang sampai sekarang masih diputar di bioskop-bioskop di Jakarta karena larisnya, selain memberi hiburan yang menyegarkan juga merupakan sumber hikmah berlimpah yang bisa diambil manfaatnya bagi para manajer, trainer, atasan maupun pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengelola karyawan. Anda yang kebetulan belum menonton film ini, atau bahkan yang sudah pun, mungkin jadi bertanya-tanya, bagaimana ceritanya sebuah film --animasi lagi!-- bisa dijadikan bahan pembelajaran untuk mengelola dan bahkan mengembangkan karyawan?

Pada dasarnya, kisah film ini sederhana saja. Seekor panda jantan gemuk bernama Po digadang-gadang ayahnya untuk mewarisi pengelolaan bisnis restauran mie miliknya yang terkenal lezat. Suatu hari sang ayah pernah bilang, ada resep rahasia yang kelak harus diketahui oleh Po. Namun, harapan sang ayah berantakan karena Po tanpa tersangka-sangka terpilih (oleh takdir) menjadi Pendekar Naga yang harus menyelamatkan kehidupan desanya. Untuk itu, Po harus dilatih kungfu terlebih dahulu. Namun, bagaimana mungkin sedang ia hanyalah si gemuk yang susah bergerak dan tahunya makan enak? Dalam keputusasaannya, Master Shi Fu sang guru kungfu tiba-tiba menemukan cara untuk memungkinkan potensi Po untuk dikembangkan secara maksimal sesuai harapan.

Alhasil, Po pun akhirnya menguasai ilmu kungfu tingkat tinggi. Tugasnya sekarang, sebelum mengalahkan musuh yang mengancam kehidupan seluruh desa, memecahkan rahasia Kitab Naga demi kesempurnaan ilmunya. Tapi, kitab tersebut ternyata hanyalah lembaran kosong. Po pun kehilangan harapan, lalu kembali kepada ayahnya yang pengusaha restauran mie. Saat itulah, sang ayah membisikkan rahasia resep kelezatan mie yang dulu dijanjikannya. Apa kata sang ayah? "Tidak ada rahasia. Mie itu lezat karena kita yakini lezat." Po mendapat inspirasi dari penuturan ayahnya itu, bahwa Kitab Naga itu memang kosong dan dirinya hanya harus yakin mampu mengalahkan musuh yang sudah menantinya.

Dari sekelumit ringkasan di atas, kita bisa menarik butir-butir yang berharga untuk membantu mengembangkan potensi karyawan:

1. Rahasia untuk menjadi istimewa tak lain adalah keyakinan bahwa Anda memang istimewa.


Bangkitkan prinsip seperti itu pada diri setiap karyawan. Kalau kita berpikir diri kita spesial, unik, memiliki keunggulan, beda dari yang lain, dan berharga maka kita pun akan mendapatkan dorongan dari dalam untuk melakukan hal-hal yang istimewa.

2. Terus berusaha mewujudkan mimpi (sampai) menjadi kenyataan.


Po yang gemuk, tertatih-tatih menaiki tangga padepokan dan baru beberapa langkah saja sudah lelah, tidak begitu saja pantang menyerah. Kegigihannya terus dipertahakna hingga akhirnya ia bisa menguasai kungfu. Jangan biarkan pikiran negatif menghalangi kita untuk meraih impian, apalagi kemudian menyerah. Tanamkan pada karyawan bahwa kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri dan hari ini adalah anugerah. Kegagalan masa lalu tidak boleh membayangi langkah kita, demikian juga ketakutan akan masa depan. Hidup adalah perbuatan, kata sebuah iklan. Berbuatlah hari ini, yakni hari yang telah dihadiahkan Tuhan pada kita.

3. Kita tidak akan berhasil mengembangkan orang lain, sebelum kita percaya dengan kemampuan yang dimiliki orang itu, juga kemampuan kita sendiri.


Master Shi Fu awalnya menolak melatih Po karena menilai bahwa Po adalah pilihan yang salah. Lagi pula, mana mungkin melatihnya dalam waktu singkat? Banyak manajer atau atasan yang belum-belum sudah memberi label pada seorang karyawan sebagai "tidak berbakat" dan penilaian-penilaian sejenis. Selain merugikan karyawan yang bersangkutan, juga membuat sang manajer itu sendiri juga kehilangan kepercayaan diri untuk mengembangkannya.

4. Temukan "sesuatu" dari diri karyawan dan manfaatkanlah hal itu sebagai cara untuk mengembangkan dan memotivasi mereka.


Shi Fu akhirtnya melihat bahwa kegemaran Po makan bisa dijadikan "pintu masuk" untuk memberi pelajaran-pelajaran kungfu. Setiap karyawan adalah satu keunikan, temukan itu untuk mengeluarkan seluruh potensinya. Ibarat rambut sama hitam, tapi setiap orang berbeda-beda dalam faktor yang membangkitkan motivasi mereka.

5. Tidak ada kebetulan.


Faktor kebetulan hanya terjadi pada cerita-cerita fiksi murahan. Dalam mengelola dan mengembangkan karyawan, buang jauh-jauh harapan pada kebetulan. sebab, kebetulan itu tidak ada, yang ada adalah usaha yang sungguh-sungguh dalam melihat dan menghargai setiap potensi individu.
http://www.portalhr.com/tips/2id157.html

BAGAIMANA CARANYA MENGUBAH KEGAGALAN MENJADI SUKSES


By Hadi Doank
KESUKSESAN bukanlah suatu kebetulan, kesuksesan adalah hasil dari sikap kita yang terdiri dari berbagai pilihan. Jadi kesuksesan adalah perihal pilihan dan bukan hanya peluang.

1. KEGAGALAN
   
- Kegagalan adalah suatu insiden yang dapat ditenun ke Permadani Prestasi
  yang kreatif.
- Ingatlah bahwa kegagalan itu sementara, tak ada kegagalan yang permanen
  sifatnya, melainkan hanya kemunduran sementara dalam kehidupan yang –
  sukses.
- Kesuksesan adalah Realisasi yang bersifat progresif dari sebuah tujuan
  yang bermanfaat.
- Keberhasilan anda membantu banyak orang, kegagalan anda tidak mem -
  Bantu siapapun ( Jhon Kehoe )

2. KELIRU

- Kegagalan boleh didefinisikan sebagai cara keliru untuk melakukan sesuatu.
- Kegagalan memiliki unsur-unsur menguntungkan dalam arti memberitahu
  kita agar tidak mengulanginya lagi.
- kalau anda tahu apa yang tidak boleh dilakukan, anda lebih siap belajar bagai-
  mana seharusnya.
- Keberhasilan adalah hasil dari kerja yang tidak berkesudahan
  ( Paul Richard )

3. BELAJAR

- Sementara anda bisa belajar dari kegagalan dengan menemukan apa yang tidak
  boleh di ulangi, belajar lebih efektif dari sukses anda dengan menemukan apa
  yang harus di lakukan.
- Pendidikan tidak pernah mengenal titik jenuh ( Victor Hugo )


4. JANGAN PERNAH

- Jangan pernah menerima kegagalan.
- Hindarilah konteks kegagalan dari pikiran anda.
- Tanamkanlah konsep sukses dalam benak anda.
- Manusia tidak kekurangan kekuatan, mereka hanya kekurangan kemauan.
  ( Victor Hugo )

5. BERPIKIR POSITIF

- Berpikirlah, jangan reaktif tapi kreatif
- kesulitan / masalah -à panic / marah bahkan penuh kebencian -à reaksi
  emosional -à berbuat secara tidak Rasional.
- Anda bisa membakar pabrik saya dan menghancurkan mesin2 nya tetapi
  kembalikan orang2 saya dan saya akan membangunnya kembali dalam se-
  kejap ( Ford )

6. KERAJINAN

- Tidak ada sukses yang dapat diraih dalam kehidupan ini tanpa kerajinan.
- Bekerjalah yang rajin maka prestasi sukses akan terbuka dihadapan anda.
- Sedikit namun terus menerus, menjadikannya berlimpah ( Anonymous )

7. SASARAN

- Semua orang yang sukses punya sasaran / tujuan yang jelas.
- Tak seorang pun bisa ke mana-mana kecuali ia tahu ingin pergi kemana dan
  apa yang ingin dilakukan atau ingin menjadi apa dia.
- Milikilah sasaran yang pasti, yang berorientasi pada doa.
- Jangan takut melawan arus, layang – layang terbang dengan cara menentang
  arah angin, bukan mengikutinya . ( H Matie )

8. BENAR

- Pastikan agar sasaran anda itu benar.
- Kekeliruan akan melahirkan kekeliruan, dan kebenaran yang akan melahirkan
  kebenaran .
- Kunci persaingan millennium ke 3 adalah Organisasi ( Peter Drucker )


9. BERTANYA

- Mintalah arahan dari Tuhan –à berdoa
- Jangan malu bertanya kalau tidak mengerti / tidak tahu.

10. CARA

- Cara pasti menuju sukses adalah cara doa yang tidak egois.
- Pikirkanlah bahwa anda ingin melakukan kebaikan terbaik didunia dan
- mencapai nilai-nilai terbaik, bukan sekedar bagi diri sendiri melainkan juga
  bagi semua orang. Maka anda akan membawa pengalaman total anda ke dalam
  bidang motivasi sukses.

BEBERAPA HAMBATAN UNTUK MENCAPAI KESUKSESAN ( NYTA ATAU KHAYALAN )

1.     Ego
2.     Perasaan takut gagal/sukses, harga diri yang rendah
3.     Tidak memiliki rencana
4.     Kurangnya tujuan-tujuan yang mantap
5.     Perubahan-perubahan dalam hidup
6.     Kecenderungan menunda pekerjaan
7.     Tanggung jawab keluarga
8.     Masalah jaminan keuangan
9.     Fokus yang tidak jelas, berantakan
10. Mengorbankan visi demi uang
11. Terlalu banyak bekerja sendiri
12. Komitmen yang berlebihan
13. Kurang komitmen
14. Kurang berlatih
15. Lemahnya tekad
16. Kurangnya prioritas








SESEORANG SUKSES KARENA KUALITAS

1.     Keinginan
2.     Komitmen
3.     Tanggung jawab
4.     kerja keras
5.     Karakter
6.     Keyakinan yang positif
7.     Berikan lebih dari yang anda dapat
8.     Kekuatan dari suatu ketekunan
9.     Kebanggaan akan prestasi
10. Bersedia menjadi murid – carilah seorang pembimbing


PENYEBAB KEGAGALAN – MENGAPA KITA TIDAK
MEMILIKI KEUNGGULAN.

1.     Takut mengambil resiko
2.     Kurang ketekunan
3.     Ingin memperoleh hasil dengan cepat
4.     Kurangnya prioritas
5.     Menempuh jalan pintas
6.     Mementingkan diri sendiri dan ketamakan
7.     Tidak berpendirian
8.     Kurangnya pemahaman pada hokum alam
9.     Keengganan menyusun rencana dan mempersiapkan diri
10. Mencari pembenaran
11. Tidak belajar dari kesalahan masa lalu
12. Ketidak-mampuan mengenali peluang
13. Ketakutan
14. Ketidakmampuan menggunakan bakat
15. Kurang disiplin
16. Harga diri yang rendah
17. Kurangnya pengetahuan
18. Sikap Fatalistik / Pasrah
19. Kurangnya tujuan
20. Kurangnya keberanian



JALAN CEPAT MENUJU KEBERHASILAN

1.     Bermain untuk menang dan bukan untuk kalah
2.     Belajar dari kesalahan orang lain
3.     Bergabung bersama orang-orang yang memiliki karakter moral yang tinggi
4.     Berikan lebih dari yang anda terima
5.     Jangan mencari sesuatu yang tidak bernilai
6.     Selalu berpikir untuk jangka panjang
7.     Mengevaluasi kekuatan dan membangun diatas kekuatan itu.
8.     Selalu memliki pemikiran yang lebih luas ketika mengambil keputusan
9.     Jangan pernah mengkompromikan integritas anda.


Ciri – ciri orang yang harus kita pegang :

1.     Mau belajar / Teacheable
2.     Berani melawan arus.
3.     Tidak banyak alasan.
4.     Bisa berpikir.
5.     Punya Impian.
6.     Punya keyakinan bhw HD bisa mewujudkan impian anda.
7.     Mau mandiri.
8.     Berani membayar harga lebih dulu.
9.     Nekat yang professional.
10. Jujur.
11. Pantang menyerah.
12. Miliki sikap positif.
13. Berani berinvestasi.














SAYA BERKOMITMENT MENINGKATKAN KUALITAS DIRI:

1.  Mau belajar / Teacheable
2.     Berani melawan arus.
3.     Tidak banyak alasan.
4.     Mau berpikir.
5.     Punya Impian.
6.     Punya keyakinan bhw HD bisa mewujudkan impian saya.
7.     Mau mandiri.
8.     Berani membayar harga lebih dulu.
9.     Memiliki ketekunan.
10. Jujur.
11. Pantang menyerah.
12. Memiliki sikap positif.
13. Berani berinvestasi.
14. Memiliki semangat untuk berprestasi.
15. Mau melayani.
16. Selalu optimis
17. Bersikap ramah, murah senyum, dan rendah hati.
18. Mau membuat kenalan baru secara terus menerus.
19. Berani mengambil resiko
20. Rajin berdo’a.





  KUNCI  UTAMA  MERAIH  MASA  DEPAN  YANG  LEBIH  BAIK

  ADALAH :         SAYA   SENDIRI